Bisnis.com, SOLO - Seorang guru sekolah luar biasa (SLB) yang didatangi Mensos Risma pada Selasa (21/2023) turut memberikan komentar.
Guru tunanetra bernaam Yuniati, yang mengajar SLB A A Pajajaran, menganggap aksi sujud Risma adalah pencitraan.
Ia mengaku Risma tiba-tiba bersujud saat ditanya soal lahan hibah untuk SLB. Namun sesaat setelahnya, Risma kembali ngenyel dan terlihat emosi.
"Menurut saya itu pencitraan ya, karena sujudnya tuh enggak jelas. Setelah sujud, dia emosi lagi," ucap Yuniati di hadapan wartawan pada Selasa.
Yuniati kemudian menyoroti sikap ngenyel Risma saat dijelaskan soal permasalahan SLB.
"Ketika ditagih beliau emosi dan ngomong malah ke mana-mana. Ini (lahannya) kalau belum dihibahkan, kami belum bisa dibangun," lanjutnya.
Baca Juga
Perdebatan Risma dan guru SLB
Sebelumnya, Risma mengaku akan membangunkan SLB, namun tak bisa memberikan lahan tersebut karena terhalang status kepemilikan.
Salah seorang guru kemudian mengatakan bahwa SLB tidak bisa membangun karena status kepemilikan tanah beradai di tangan pemerintah.
"Masalah SLB itu tidak bisa membangun bu. Mau nambah kelas tidak bisa," ucap seorang laki-laki terekam di video yang viral.
Belum selesai berbicara, Risma kemudian menjawab dengan nada tinggi bahwa ia akan bangunkan SLB tersebut.
"Loh pak saya tadi (ngomong) bangunkan, maka ngomong tambah kelas saya bingung. Tadi saya ngomong saya tambahkan ruangan. Saya tadi ngomong kan pak kepala sekolah," jawab Risma dengan intonasi tinggi.
Menurut Risma, apabila lahan dihibahkan kepada SLB maka anak-anak tunanetra lain bekerja di sana akan terusir.
Namun hal itu dibantah oleh seorang guru, bahwa solusinya tidak selalu mengusir karena mereka juga bisa menetap.
"Ini susah karena tanahnya ada di tengah gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki. Kita berbagi," lanjut Mensos.