Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Jepang, Yasukazu Hamada menyebut pihaknya berencana memborong rudal jelajah Tomahawk dari Amerika Serikat (AS) pada Maret tahun depan.
Dia mengatakan pemesanan rudal pada Maret tahun depan itu bersamaan dengan saat dimulainya pembangunan militer secara cepat.
Hamada menyatakan bahwa Jepang ingin menyelesaikan kontrak selama tahun keuangan berikutnya, untuk membeli rudal Tomahawk dari AS.
"Jepang ingin menyelesaikan kontrak selama tahun keuangan berikutnya, yang dimulai 1 April, untuk membeli Raytheon Technologies Corp (RTX.N) Tomahawk melalui program penjualan militer asing (FMS) pemerintah AS," katanya dalam jumpa pers.
Sementara itu, anggaran pertahanan terbaru Jepang akan melonjak seperempat dari tahun lalu, termasuk $1,6 miliar untuk membeli rudal jelajah.
Anggaran tersebut menjadi bagian dari pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua.
Baca Juga
Melansir dari Reuters, pemerintah Jepang belum mengatakan seberapa banyak rudal yang akan dibeli, tetapi laporan media lokal mengatakan ingin membeli sebanyak 500 unit.
Jepang ingin rudal jelajah yang akan dibeli tersebut berdampak kepada militernya untuk berkemampuan menyerang target yang jauh dari Jepang.
Rudal jelajah tersebut akan digunakan Jepang untuk mencegah musuh potensial, termasuk China, agar tidak menyerang.
Adapun rudal jelajah Tomahawk itu ialah versi amunisi yang diluncurkan kapal, yang dapat terbang lebih dari 1.000 kilometer, dan akan memiliki jangkauan yang cukup untuk mencapai sasaran di dalam China.