Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Korban Gempa Turki-Suriah: 28.000 Orang Meninggal, Terjadi Kerusuhan

Sebanyak 50 orang telah ditangkap karena penjarahan di selatan Turki, dengan beberapa senjata disita.
Orang-orang duduk di samping bangunan yang rusak, saat pencarian korban berlanjut, setelah gempa mematikan di Hatay, Turki 9 Februari 2023. REUTERS/Umit Bektas
Orang-orang duduk di samping bangunan yang rusak, saat pencarian korban berlanjut, setelah gempa mematikan di Hatay, Turki 9 Februari 2023. REUTERS/Umit Bektas

Bisnis.com, JAKARTA – Kerusuhan di selatan Turki telah mengganggu upaya penyelamatan korban akibat gempa mematikan pada Senin lalu. Kini, jumlah korban tewas gabungan di Turki dan Suriah telah melampaui 28.000.

Mengutip BBC, Minggu (12/2/2023), tim penyelamat Jerman dan tentara Austria menghentikan operasi pencarian korban pada Sabtu (11/2/2023) waktu setempat, dengan alasan terjadi bentrokan antara kelompok yang tidak disebutkan namanya.

Laporan dari seorang regu penyelemat mengungkapkan keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang. Sementara itu media lokal meyebutkan, hampir 50 orang telah ditangkap karena penjarahan, dengan beberapa senjata disita.

Presiden Turki mengatakan pihaknya akan menggunakan kekuatan darurat untuk menghukum siapa pun yang melanggar hukum.

Seorang juru bicara militer Austria mengatakan pada Sabtu pagi bahwa bentrokan antara kelompok tak dikenal di provinsi Hatay telah menyebabkan puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah base camp dengan organisasi internasional lainnya.

“Ada peningkatan agresi antar faksi di Turki. Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan,” kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan.

Beberapa jam setelah Austria menghentikan upaya penyelamatannya, kementerian pertahanan negara itu mengatakan bahwa tentara Turki telah turun tangan untuk memberikan perlindungan, memungkinkan operasi penyelamatan dilanjutkan.

Kelompok pencarian dan penyelamatan ISAR cabang Jerman dan Badan Federal untuk Bantuan Teknis (TSW) Jerman juga menghentikan operasi, dengan alasan masalah keamanan.

Manajer Operasi ISAR Steven Bayer memperkirakan keamanan akan memburuk karena makanan, air, dan harapan semakin langka. "Kami mengawasi situasi keamanan dengan sangat cermat seiring perkembangannya," katanya.

Tim penyelamat Jerman mengatakan mereka akan melanjutkan pekerjaan segera setelah pihak berwenang Turki menganggap situasi aman, menurut laporan Reuters.

Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay mengumumkan pada hari Sabtu bahwa jumlah korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 24.617.

Sementara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan belum mengomentari kerusuhan yang dilaporkan di Hatay, dia menegaskan kembali pada Sabtu bahwa pemerintah akan mengambil tindakan terhadap mereka yang terlibat dalam kejahatan di wilayah tersebut.

"Kami telah menyatakan keadaan darurat. Artinya, mulai sekarang, orang-orang yang terlibat penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka,” kata Erdogan saat berkunjung ke zona bencana.

Media pemerintah melaporkan pada Sabtu bahwa 48 orang telah ditangkap karena penjarahan. Media pemerintah Turki melaporkan beberapa senjata disita, bersama dengan uang tunai, perhiasan, dan kartu bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : BBC/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper