Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Turki melaporkan bahwa sebanyak 15.383 orang terkonfirmasi tewas akibat gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023).
Melansir dari CNN, Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki pada Kamis (9/2/2023) mengatakan, dari jumlah tersebut, sebanyak 12.391 korban tewas ditemukan di Turki. Dalam hitungan saja, korban jiwa bertambah sekitar 3.000 orang.
Sedangkan 2.992 korban lainnya ditemukan di Suriah. Media pemerintah Suriah mengatakan, sebanyak 1.262 korban tewas yang ditemukan di bagian yang dikuasai oleh pemerintah Suriah, sementara 1.730 korban lainnya ditemukan di wilayah yang masih dikuasai oleh pemberontak.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip menilai lonjakan jumlah korban meninggal dunia terjadi karena adanya kesalahan pada penanganan awal gempa yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah lantaran masih banyak bangunan runtuh yang hingga kini belum juga dievakuasi. Pejabat setempat mengungkapkan, sekitar 13,5 juta terkena dampak akibat gempa yang mengguncang pada awal pekan ini.
"Beberapa yang meninggal di Turki adalah pengungsi dari perang Suriah. Kantong jenazah mereka tiba di perbatasan dengan taksi, van, dan ditumpuk di atas truk bak untuk dibawa ke tanah air mereka," ujarnya dilansir dari Reuters, Kamis (9/2/2023).
Baca Juga
Seperti diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 telah mengguncang bagian selatan Turki dan Suriah pada Senin (6/1/2023) pukul 04.17 waktu setempat. Tercatat 30 gempa susulan yang dirasakan pasca gempa pertama itu terjadi.
Adapun, gempa tersebut bertitik pusat di Provinsi Kahramanmaras yang berada kurang lebih 600 km di sebelah tenggara Ankara. Kemudian, terjadi 2 gempa susulan berkekuatan M6,4 dan M6,5 di Provinsi Gaziantep yang terletak 700 km sebelah tenggara Ankara.