Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Benjamin Netanyahu menyetujui langkah-langkah untuk memudahkan warga Israel membawa senjata setelah dua serangan terpisah oleh warga Palestina di Yerusalem selama dua hari terakhir.
Melansir Bloomberg, Senin (30/1/2023), serangan itu terjadi setelah serangan tentara Israel di Tepi Barat yang menewaskan sembilan orang. Selain mempermudahan kepemilikan senjata api, kabinet juga merampas hak tinggal anggota keluarga penyerang dan hak jaminan sosial.
Kabinet akan mempertimbangkan langkah-langkah itu pada Minggu (29/1/2023) waktu setempat.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menjanjikan tanggapan kuat dan cepat menjelang rapat kabinet keamanan. Tentara Israel juga mengatakan akan memperkuat jumlah pasukan di Tepi Barat.
"Ketika warga sipil memiliki senjata, mereka dapat membela diri," kata Menteri Keamanan Nasional sayap kanan yang kontroversial, Itamar Ben-Gvir, kepada wartawan di luar rumah sakit Yerusalem.
Langkah-langkah itu akan mencabut hak atas jaminan sosial keluarga teroris yang mendukung terorisme, katanya.
Baca Juga
Proposal tersebut sejalan dengan proposal dari sekutu politik sayap kanan Netanyahu, yang mengizinkannya untuk kembali berkuasa bulan lalu.
Pengumuman itu muncul setelah polisi Israel mengatakan seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun berada di balik penembakan di lingkungan Silwan Yerusalem pada Sabtu (28/1/2023) yang menyebabkan seorang ayah dan anak Israel terluka parah.
Seorang juru bicara kepolisian Israel sebelumnya mengatakan penyerang menyergap lima orang saat mereka sedang salat, meninggalkan dua orang dalam kondisi kritis.
Anak berusia 13 tahun itu ditembak dan terluka oleh orang yang lewat dan ditahan di rumah sakit.
Dalam penembakan terpisah pada Jumat (27/1/2023), di sebuah sinagoge di Yerusalem Timur, tujuh orang tewas dan sedikitnya tiga lainnya terluka saat mereka berkumpul untuk berdoa pada awal Sabat Yahudi.
Pria pelaku penembakan bersenjata itu ditembak mati di tempat kejadian. Pelaku diidentifikasi sebagai warga Palestina dari Yerusalem Timur. Polisi telah menangkap 42 orang sehubungan dengan serangan itu.
Komisaris polisi Israel Kobi Shabtai menyebut penembakan itu salah satu serangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.