Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Olaf Scholz Pastikan Jerman Tidak Kirim Jet Tempur ke Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan kembali bahwa Jerman tidak akan mengirim jet tempur ke Ukraina.
Sebuah rumah terbakar setelah serangan militer Rusia, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di dekat Kota Vuhledar, wilayah Donetsk, Ukraina 27 Januari 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak
Sebuah rumah terbakar setelah serangan militer Rusia, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di dekat Kota Vuhledar, wilayah Donetsk, Ukraina 27 Januari 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak

Bisnis.com, JAKARTA - Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan kembali bahwa Jerman tidak akan mengirim jet tempur ke Ukraina.

Scholz pada Rabu (25/1/2023) setuju untuk mengirim 14 tank Leopard 2 ke Ukraina dan mengizinkan negara-negara Eropa lainnya untuk mengirim tank mereka, setelah perdebatan sengit selama berminggu-minggu dan tekanan yang meningkat dari sekutu.

"Saya hanya dapat menyarankan untuk tidak terus-menerus melakukan perang penawaran dalam hal sistem senjata," kata Scholz dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Tagesspiegel dilansir Channel News Asia, Senin (30/1/2023).

"Jika, segera setelah keputusan (tentang tank) dibuat, debat berikutnya dimulai di Jerman, itu tidak dianggap serius dan merusak kepercayaan warga terhadap keputusan pemerintah."

Keputusan Scholz mengeluarkan lampu hijau untuk tank disertai dengan pengumuman Amerika Serikat (AS) bahwa mereka akan mengirim 31 tank Abrams.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Berlin dan Washington atas langkah tersebut, yang dipandang sebagai terobosan dalam upaya mendukung negara yang dilanda perang itu.

Scholz dalam wawancara tersebut memperingatkan agar tidak meningkatkan risiko eskalasi, dan Moskow telah mengecam keras janji pengiriman tank tersebut.

"Tidak ada perang antara NATO dan Rusia. Kami tidak akan membiarkan eskalasi seperti itu," katanya.

Kanselir menambahkan bahwa perlu untuk terus berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Panggilan telepon terakhir antara para pemimpin terjadi pada awal Desember 2022.

"Saya akan berbicara dengan Putin melalui telepon lagi," kata Scholz.

“Tapi tentu saja juga jelas bahwa selama Rusia terus mengobarkan perang dengan agresi yang tidak mereda, situasi saat ini tidak akan berubah.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper