Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan 55 rudal jelajah, termasuk setidaknya dua senjata hipersonik, dalam gelombang serangan baru pada Kamis (26/1/2023) yang menewaskan sedikitnya 11 orang, menurut layanan darurat.
Melansir Bloomberg, Jumat (27/1/2023), rentetan serangan, yang juga termasuk drone semalam, dilepaskan Rusia, setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan harapan bahwa sumbangan persenjataan canggih termasuk pesawat terbang dan rudal jarak jauh akan mengikuti janji Amerika Serikat (AS) dan Jerman untuk memasok Ukraina dengan tank tempur.
Adapun, Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan perjalanan ke Eropa pada bulan Februari bertepatan dengan peringatan satu tahun invasi Rusia, lapor NBC.
Sementara, Dana Moneter Internasional (IMF) sedang menjajaki pinjaman sebanyak US$16 miliar untuk mendukung perekonomian Ukraina.
Serangan rudal dan drone Rusia menewaskan 11 warga sipil, kata Oleksandr Khorunzhyi, Juru Bicara Layanan Darurat Ukraina di televisi.
Staf Umum mengatakan sebelumnya di Facebook bahwa pasukan Kremlin telah melakukan 37 serangan udara dan 10 serangan rudal selama beberapa hari terakhir, menghantam infrastruktur sipil di kota Dnipro dan Zaporizhzhia, di antara target lainnya.
Menurut Lembaga Studi Perang, bahwa langkah Rusia untuk terlibat dalam serangan merusak terbatas di sebagian besar garis depan, termasuk Vuhledar di wilayah Donetsk, mungkin merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian pasukan Ukraina dan menetapkan kondisi untuk meluncurkan operasi ofensif yang menentukan di wilayah Luhansk.