Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Kirim Tank Leopard 2 ke Ukraina, Jerman Takut Ancaman Rusia?

Jerman belum mengambil keputusan untuk kirim tank Leopard 2 ke Ukraina, Rusia ancam konflik akan meningkat di Eropa.
Jerman mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Slovakia sebagai bagian dari kesepakatan setelah Slovakia menyumbangkan kendaraan tempur ke Ukraina, di Bratislava, Slovakia, 19 Desember 2022. REUTERS/Radovan Stoklasa/File Foto
Jerman mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Slovakia sebagai bagian dari kesepakatan setelah Slovakia menyumbangkan kendaraan tempur ke Ukraina, di Bratislava, Slovakia, 19 Desember 2022. REUTERS/Radovan Stoklasa/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Jerman berada di bawah tekanan untuk mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina, sedangkan Rusia ancam konflik akan meningkat di Eropa. 

Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius mengatakan bahwa negaranya belum mengambil keputusan terkait pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina. 

“Kami masih belum dapat mengatakan kapan keputusan akan diambil, dan keputusan apa yang akan diambil, terkait dengan tank Leopard," katanya.

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya gagal menyetujui untuk memasok tank tempur Jerman, Leopard 2 yang didambakan Ukraina, pada pertemuan yang dihadiri oleh 50 negara.

Sedangkan, keputusan belum juga diambil, karena Rusia terus mengeluarkan ancaman bahwa konflik dapat meningkat di Eropa.

Sekutu Eropa telah mengirim ratusan tank Soviet yang dimodernisasi ke Ukraina sejak perang dimulai hampir 11 bulan lalu. 

Namun, Kyiv telah meminta peralatan militer yang lebih canggih untuk lebih unggul dalam perang melawan Rusia.

Tank Leopard 2 dianggap sebagai salah satu model dengan performa terbaik di seluruh dunia dan banyak digunakan di seluruh Eropa.

Jerman enggan memberikan tank ke Ukraina karena posisi anti-militerisme yang diadopsi setelah Perang Dunia II. Tekanan kian meningkat bagi Jerman, dan berada dalam posisi yang sulit.

Polandia telah menyatakan kesediaan untuk mengirim 14 tank Leopard ke Ukraina sebagai bagian dari koalisi internasional. Finlandia mengatakan tidak menentang pengiriman.

Akan tetapi, negara itu tidak dapat mengirim tank tanpa persetujuan Jerman karena dipasok di bawah lisensi Jerman, seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu (22/1/2023).

Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki telah menyarankan Polandia dapat mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina tanpa izin dari Jerman.

Meski begitu, belum jelas seberapa cepat tank itu akan tiba. Produsen senjata Jerman Rheinmetall, yang memproduksi meriam dan elektronik Leopard dan memiliki lusinan model lama, mengatakan tidak akan dapat mengirimkan tank apapun hingga 2024 karena kebutuhan untuk memperbarui dan memperbaikinya.

Beberapa analis mengatakan memasok tank tersebut dapat semakin meningkatkan konflik dengan Rusia.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov telah memperingatkan eskalasi yang sangat berbahaya jika NATO mengerahkan senjata berteknologi tinggi. 

"Pengenalan senjata semacam itu, akan membawa perang ke tingkat yang sama sekali baru, yang tentu saja, tidak akan menjadi pertanda baik dari sudut pandang keamanan global dan Eropa," katanya.

Duta besar Moskow untuk AS, Anatoly Antonov mengatakan Rusia akan membalas jika Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menargetkan Rusia atau Semenanjung Krimea.

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, sekarang seorang pejabat keamanan senior, memperingatkan dukungan berkelanjutan Barat untuk Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper