Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Jerman Belum Putuskan Kirim Tank Leopard ke Ukraina?

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan waktu hampir habis untuk memberi Ukraina senjata canggih yang dibutuhkannya, tank Leopard, sebelum serangan Rusia.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin/Bloomberg/ Amanda Andrade-Rhoades/The Washington Post
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin/Bloomberg/ Amanda Andrade-Rhoades/The Washington Post

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan waktu hampir habis untuk memberi Ukraina senjata canggih yang dibutuhkannya, tank Leopard, sebelum serangan Rusia yang diprediksi terjadi pada musim semi. Sampai saat ini Jerman bertahan melawan permintaan Kyiv untuk tank tempur itu.

Melansir Bloomberg, Sabtu (21/1/2023), Austin mengatakan, pejabat sekutu sepakat pada pertemuan AS dengan sekutunya, NATO, di Jerman, Jumat (20/1/2023), mereka akan memastikan Ukraina mendapatkan senjata yang dibutuhkan dan pelatihan untuk menggunakannya dengan benar.

Dia berusaha mengecilkan perselisihan tentang apakah akan menyediakan tank berat, yang telah menjadi permintaan Ukraina untuk mengalahkan pasukan Rusia di timur.

“Kami memiliki peluang di sini, antara sekarang dan musim semi, kapan pun mereka memulai operasi mereka, serangan balasan mereka, dan itu tidak lama lagi,” kata Austin tentang niat Rusia.

“Kita harus menyatukan kemampuan yang tepat.”

Austin berbicara setelah pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, pertemuan para menteri pertahanan yang berkumpul di AS yang mengumumkan komitmen senjata baru yang besar, termasuk tambahan kendaraan tempur Bradley senilai US$2,5 miliar, kendaraan Stryker, dan peralatan lain dari stok AS.

Namun pertemuan tersebut, yang dimaksudkan untuk menyoroti persatuan sekutu dibayangi oleh penolakan berkelanjutan Jerman untuk menyediakan tank Leopard 2 miliknya.

AS berpendapat bahwa pasokan tank Leopard atau Macan Tutul banyak dan bisa sampai ke Ukraina dengan cepat, tetapi pejabat Jerman mengatakan mereka tidak ingin mengirimnya tanpa komitmen serupa dari negara lain.

Pada saat yang sama, AS telah menolak permintaan Ukraina untuk tank M1 Abrams, yang menurut pemerintahan Biden memerlukan bahan bakar yang banyak, sehingga mahal dan akan terlalu sulit untuk dipelihara dan disuplai di medan perang Ukraina.

Belum Putuskan

Sementara, para pejabat Jerman mengatakan pihaknya masih belum membuat keputusan untuk mengirim Macan Tutul, namun memberi sinyal bahwa Ukraina pada akhirnya akan mendapatkan apa yang diinginkannya.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan Jerman akan mengizinkan negara lain untuk melatih tentara Ukraina menggunakan Macan Tutul.

Langkah untuk mengizinkan pelatihan tidak "menyimpulkan" kemungkinan keputusan tentang penyediaan tank buatan Jerman, kata Pistorius.

“Tapi kami sedang mempersiapkan diri untuk setiap kasus yang mungkin terjadi,” tambahnya.

Penolakan yang terus berlanjut disambut dengan meningkatnya rasa frustrasi oleh pejabat Ukraina.

“Sepertinya kita selalu berada beberapa langkah di belakang dan kita harus berada beberapa langkah di depan,” kata Penasihat Kementerian Pertahanan Ukraina Yuriy Sak dalam sebuah wawancara di “Balance of Power” di televisi Bloomberg.

“Jika sekutu tidak memberi kita tank-tank itu, akan ada saatnya mereka harus menggunakannya sendiri.”

Berbicara bersama Austin pada Jumat (20/1/2023), Ketua Gabungan AS Mark Milley menggembar-gemborkan operasi yang sukses oleh pasukan Ukraina dan mengatakan "Rusia telah menderita banyak korban" dari pasukan militer dan juga tentara bayaran dari Grup Wagner.

Sambil memuji Jerman sebagai sekutu yang dapat diandalkan, Austin berkata "kita semua bisa berbuat lebih banyak."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper