Bisnis.com, JAKARTA - Layanan kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Hong Kong dan China daratan kembali dibuka, Minggu (15/1/2023). Pembukaan kembali ini menjadi yang pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 merebak pada pengujung Maret 2020 lalu.
Antusiasme masyarakat pun terasa. Banyak dari mereka yang merasa lega, sebab bisa kembali pulang ke kampung halaman pada momen Tahun Baru Imlek dengan mudah.
"Selama tiga tahun terakhir akibat pandemi, tidak mudah untuk masuk ke China dengan cara apapun. Aku sudah lama tidak bisa pulang," ujar seorang warga asal Kota Guangzhou, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (15/1/2023).
Hampir seluruh tiket kereta yang akan diberangkatkan pada perdana pembukaan ludes. Kepala Operasi Lintas Batas Operator MTR Corp Cheung Chi-keung menurutkan, hingga pagi tadi, terdapat sekitar 1.400 orang yang telah memulai perjalanan mereka melalui Stasiun West Kowloon.
Sebenarnya, masih ada pro dan kontra. Sebab, pembukaan kembali dilakukan di tengah gelombang besar infeksi Covid-19 usai dicabutnya kebijakan lockdown pada awal Desember 2022.
Satu hari sebelum kereta berkecepatan tinggi kembali dioperasikan, otoritas kesehatan China bahkan mengatakan bahwa hampir 60.000 orang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 sejak akhir tahun lalu.
Baca Juga
Sebelumnya, kereta api berkecepatan tinggi ini resmi memulai tahap uji coba pertamanya pada Selasa (3/1/2023). Kereta berkecepatan tinggi melintas di jalur yang berjarak sekitar 141 kilometer, yang mencakup jalur di Hong Kong sepanjang 26 km serta rel kereta sepanjang 115 km di wilayah China daratan.
Kereta tersebut memfasilitasi penduduk Hong Kong yang akan melakukan perjalanan langsung ke 44 stasiun di China daratan. Antara lain adalah Stasiun di Beijing, Shanghai, Zhengzhou, Wuhan, Shijiazhuang, Provinsi Hubei di China tengah, serta Xiamen dan Fuzhuo di Provinsi Fujian.