Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Turki dan Ukraina, Hulusi Akar dan Alexey Reznikov, membahas pentingnya gencatan senjata, selama percakapan telepon.
Hulusi Akar menyatakan bahwa gencatan senjata diperlukan dengan segera oleh Rusia dan Ukraina, guna mencegah korban jiwa lebih banyak, dan untuk membangun kembali perdamaian dan stabilitas.
"Pertama-tama negara kami akan terus melakukan bagiannya dalam memastikan perdamaian di kawasan dan bantuan kemanusiaan di semua tingkatan, seperti yang telah dilakukan sejauh ini," katanya.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Turki juga menambahkan pernyataan terkait ekspor biji-bijian dari Ukraina ke negara lainnya.
“Dinyatakan bahwa Pusat Koordinasi Bersama yang didirikan dalam lingkup dokumen Inisiatif Butir Laut Hitam, sekitar 17 juta ton biji-bijian telah dikirim dengan aman dari pelabuhan Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan, dan sangat penting bahwa inisiatif yang diberikan berlanjut tanpa gangguan apapun," lanjutnya.
Perjanjian ekspor makanan dari Ukraina telah diselesaikan pada 22 Juli 2022 untuk jangka waktu 120 hari, seperti dilansir dari TASS, Kamis (12/1/2023).
Salah satu ketentuan perjanjian mengatur ekspor biji-bijian dari pelabuhan Odessa, Chernomorsk, dan Yuzhny yang dikuasai Kyiv.
Awalnya perjanjian itu berlaku hingga 19 November 2022. Namun, kesepakatan itu diperpanjang selama 120 hari lagi sejak 17 November 2022.
Baca Juga
Adapun Rusia, Turki, Ukraina, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendirikan Pusat Koordinasi Bersama di Istanbul untuk memeriksa kapal dengan biji-bijian guna menggagalkan penyelundupan senjata dan mencegah provokasi.
Bagian perjanjian ini ditandatangani oleh Rusia, Turki, dan PBB dan secara terpisah oleh Ukraina, Turki, dan PBB.
Selain itu, sebuah memorandum berlaku antara Rusia dan PBB di mana organisasi internasional itu berkomitmen untuk menghilangkan berbagai rintangan yang berdampak pada ekspor pertanian dan pupuk Rusia ke pasar global.