Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia: Tidak Ada Gencatan Senjata dengan Ukraina saat Natal

Rusia menyampaikan bahwa tidak akan ada gencatan senjata saat Natal, setelah hampir 10 bulan berperang dengan Ukraina.
Ilustrasi - Militer Ukraina klaim serang pertahanan udara Rusia di Kherson, Rabu (2/11/2022)./Istimewa
Ilustrasi - Militer Ukraina klaim serang pertahanan udara Rusia di Kherson, Rabu (2/11/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menegaskan, bahwa tidak akan ada gencatan senjata saat Natal, setelah hampir 10 bulan berperang melawan Ukraina.

Meski tak ada gencatan senjata, puluhan tahanan termasuk orang Amerika telah dibebaskan, itu menunjukkan adanya komunikasi antar kedua belah pihak.

Meski demikian, Rusia dan Ukraina hingga kini tidak terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran, yang sebelumnya berkecamuk di Timur dan Selatan hingga Ibu Kota Kyiv pada Rabu (14/12/2022).

Puluhan ribu orang telah tewas, jutaan lainnya mengungsi ke negara lain, dan kota-kota di Ukraina telah hancur sejak Rusia menginvasi pada (24/2/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tidak akan ada ketenangan untuk saat ini dan kedepan.

"Tidak ada ketenangan di garis depan," kata Zelensky dalam pidato video malam, seperti dilansir dari CNA, Kamis (15/12/2022).

Pada pekan ini, Zelensky mengatakan bahwa Rusia harus mulai mundur menjelang Natal sebagai langkah untuk mengakhiri konflik, yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Moskow langsung menolak permintaan itu, dengan mengatakan bahwa Ukraina harus menerima kehilangan wilayahnya ke Rusia sebelum kemajuan apapun di negara itu dapat dicapai.

Meskipun tidak ada pembicaraan damai, ratusan tahanan Ukraina telah dibebaskan dalam beberapa pekan terakhir.

Pihak Kyiv mengatakan bahwa pembebasan puluhan tahanan terbaru itu termasuk seorang warga negara Amerika Serikat (AS).

Kepala administrasi kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengidentifikasi orang AS itu sebagai Suedi Murekezi, yang disebutnya telah berjuang untuk rakyat Ukraina sebelum akhirnya di tahanan Rusia.

Melansir dari The Washington Post bahwa Murekezi adalah seorang veteran Angkatan Udara AS yang lahir di Uganda.

Sementara itu, juru bicara (jubir) keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby tidak menyebutkan nama orang Amerika yang dibebaskan itu, dengan alasan masalah privasi.

Kirby mengatakan saat ini kekerasan sedang terjadi di antara kedua negara itu dan berharap bisa segera mengakhiri permusuhan.

"Mengingat apa yang kita lihat di udara dan di darat di Ukraina, sulit untuk menyimpulkan bahwa perang ini akan berakhir pada akhir tahun," kata Kirby.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper