Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris mengatakan akan mengirim helikopter ke Ukraina untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia.
Dilansir dari Channel News Asia pada Kamis (24/11/2022), Kemhan Inggris juga menyampaikan bahwa untuk mengoperasikan helikopter pertama yang disumbangkan oleh Inggris, 10 awak personel dan insinyur Ukraina menjalani program pelatihan selama 6 pekan di Inggris.
Sebanyak 3 helikopter Sea King bekas militer Inggris akan jadi yang pertama tiba, dan Inggris juga akan memasok 10.000 peluru artileri tambahan.
Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris, Ben Wallace mengatakan bahwa tambahan peluru artileri untuk Ukraina akan membantu pertahanan dari Rusia.
“Dukungan kami untuk Ukraina tidak tergoyahkan. Peluru artileri tambahan ini akan membantu Ukraina mengamankan tanah yang telah direklamasi dari Rusia dalam beberapa pekan terakhir,” kata Wallace.
Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak menggunakan kunjungan pada akhir pekan ke ibu kota Ukraina untuk menyiapkan paket bantuan pertahanan baru senilai £50 juta (US$59 juta).
Baca Juga
Adapun bantuan itu telah mencakup 125 senjata dan peralatan anti-pesawat untuk melawan drone Rusia yang dipasok oleh Iran.
Selain itu, Inggris juga memasok perlengkapan musim dingin, karena cuaca sedang dingin ke angkatan bersenjata Ukraina.
Pasukan Ukraina menghadapi suhu dingin di negaranya saat bertempur sepanjang musim dingin untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayah Ukraina.
Sementara itu, pengumuman tersebut dikeluarkan saat Wallace mengunjungi Norwegia untuk pertemuan para menteri pertahanan Kelompok Utara di atas kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth.
Grup Utara itu beranggotakan 12 orang, sebagai prakarsa Inggris untuk mempromosikan kerja sama pertahanan dan keamanan di Eropa utara.
Anggota lainnya dari grup tersebut meliputi, Denmark, Estonia, Finlandia, Jerman, Islandia, Latvia, Lituania, Belanda, Norwegia, Polandia, dan Swedia.
Mantan PM Inggris, Boris Johnson adalah sekutu setia Ukraina, mengunjungi Kyiv tiga kali dan menyalurkan perangkat keras militer, pendanaan, dan sumber daya pelatihan ke negara tersebut.