Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Selidiki Tuduhan Pasukan Ukraina Eksekusi Pasukan Rusia

Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki tuduhan pasukan Ukraina mengeksekusi pasukan Rusia.
Petugas forensik menggali kuburan massal tak dikenal di kota Izyum, Ukraina  Timur/The Moscow Times
Petugas forensik menggali kuburan massal tak dikenal di kota Izyum, Ukraina Timur/The Moscow Times

Bisnis.com, JAKARTA - Utusan Washington untuk kejahatan perang mengatakan pada Senin (21/11/2022) bahwa Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki tuduhan pasukan Ukraina mengeksekusi pasukan Rusia.

Pihak AS menegaskan bahwa semua pihak harus menghadapi konsekuensi jika terbukti melakukan pelanggaran dalam konflik dua negara tersebut.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada Jumat (18/11/2022) melansir dari video yang beredar di media sosial yang diduga menunjukkan tentara Ukraina mengeksekusi tawanan perang Rusia.

Duta besar (Dubes) AS, Beth Van Schaack mengatakan bahwa pihak AS berupaya melacaknya dengan sangat cermat.

"Kami jelas melacaknya dengan sangat cermat," kata Beth Van Schaack, duta besar AS untuk peradilan pidana global, seperti dilansir dari CNA, Selasa (22/11/2022).

Schaack menyebut, bahwa hukum perang berlaku untuk semua pihak, dan setara untuk kedua belah pihak.

"Sangat penting untuk menekankan bahwa hukum perang berlaku untuk semua pihak secara setara, baik negara agresor maupun negara pembela dan ini dalam ukuran yang sama," katanya.

Lebih lanjut, semua pihak yang berkonflik harus mematuhi hukum internasional atau menghadapi akibatnya.

Pada video yang beredar di media sosial tersebut, menunjukkan tentara Rusia tergeletak di tanah setelah tampak menyerah, kemudian terdengar tembakan dan ada 12 mayat.

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Irina Vereshchuk melaporkan bahwa Ukraina akan menyelidiki insiden tersebut. 

Komisaris Hak Asasi Manusia (HAM) di negara itu, Dmytro Lubinets, mengatakan bahwa video itu tampaknya menunjukkan penangkapan bertahap, di mana pasukan Rusia tidak benar-benar menyerah. Selama ini, Rusia telah dituduh melakukan banyak kejahatan perang sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada bulan Februari tahun ini.

Salah satunya dengan mengoperasikan sistem yang disebut kamp penyaringan untuk memindahkan warga Ukraina di wilayah yang diduduki ke Rusia. 

Rusia telah membantah tuduhan tersebut dan menuduh Ukraina dan para pendukungnya di Barat mengarang klaim tersebut.

Schaack mengatakan skala kriminalitas yang diperlihatkan oleh pasukan Rusia sangat besar dibandingkan dengan tuduhan terhadap pasukan Ukraina. Lebih lanjut, dia mencatat bahwa kedua negara yang berkonflik tersebut menanggapi secara berbeda ketika tuduhan kekejaman muncul.

"Rusia pasti menanggapi dengan propaganda, penyangkalan, dan dis-informasi, sedangkan otoritas Ukraina secara umum mengakui pelanggaran dan mengecamnya dan telah berjanji untuk menyelidikinya," lanjut Schaack.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper