Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geopolitik Dunia Memanas, Industri Pertahanan Bakal Cuan  

Tensi geopolitik yang memanas mendorong berbagai negara menggenjot kemampuan militer.
Kapal Cepat Rudal (KCR) ke-5 buatan PT PAL Indonesia./Dok. PT Pal Indonesia
Kapal Cepat Rudal (KCR) ke-5 buatan PT PAL Indonesia./Dok. PT Pal Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA- Situasi geopolitik global yang memanas bisa menjadi peluang industri pertahanan Indonesia memperluas ceruk pasar.

Presiden RI Joko Widodo pada pembukaan pameran industri pertahanan, Indo Defence 2022 mengatakan bahwa ada perkembangan global yang harus disikapi oleh industri pertahanan Indonesia. Adapun perkembangan yang dimaksud adalah anggaran pertahanan di berbagai kawasan seperti negara-negara Timur Tengah, NATO, dan Asia Timur meningkat secara drastis.

Direktur Utama PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod mengatakan bahwa tensi geopolitik yang memanas mendorong berbagai negara menggenjot kemampuan militer. Karena itu, PT PAL tuturnya fokus menggarap berbagai proyek militer.

“Makanya kami fokus di sini sambil kami selesaikan program transformasi total selama tiga tahun di mana saat ini sudah berjalan 1,5 tahun,” ujarnya kepada Bisnis, di sela pelaksanaan Indo Defence 2022, Rabu (2/11/2022).

Sembari mencengkram pasar di sektor militer, tuturnya, PAL terus siapkan infrastruktur untuk memproduksi kapal komersial. Tahun depan, katanya, dengan rencana penyertaan modal negara (PNM) 2023, anggota konsorsium Defend ID akan melakukan ekspansi galangan kapal baru yang kemungkinan dibangun di Batam dan gunakan untuk memulai persiapan masuk ke sektor pembuatan dan perawatan kapal komersial.

“Bukan berarti saat ini kita meninggalkan sektor kapal komersial. Sementara ini kita fokus ke militer sehingga dalam beberapa tahun ke depan kita siap di militer dan komersial,” paparnya.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose juga mengamini ada kesempatan besar di balik memanasnya geopolitik global namun industri pertahanan menurutnya memiliki sejumlah aturan yang ketat terkait aliansi yang membatasi penjualan persenjataan.

“Di sisi itu oke, tapi di sisi lain ada proteksi misalkan posisi kita non aliansi apakah kita bisa menjual ke sini dan situ, itu ada aturannya. Permintaan memang banyak tapi kita sudah punya tata cara dalam berbisnis untuk ke mana negara yang dijual dan tidak. Perkara dia memutar dari mana, kita tidak tahu tapi kurang lebih ada yang membuka peluang untuk kita.

Dia menambahkan, sewaktu Covid-19 melanda dunia, banyak industri yang anjlok namun PT Pindad justru kian berkibar yang ditandainya menanjaknya ekspor amunisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper