Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku senang dipanggil ‘saudara’ oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Orang nomor satu di negeri Beruang Kutub itu pun mempertimbangkan untuk datang ke G20 di Bali, November 2022.
Hal itu disampaikan Putin saat menghadiri acara Valdai Discussion Club di Moskow. Putin menjawab pertanyaan Connie Rahakundini Bakrie, pengamat militer dan pertahanan dari Indonesia yang hadir pada acara itu.
Connie diberikan kesempatan untuk bertanya pada acara tersebut. Dia kemudian memuji pidato Putin yang mirip dengan moto G20 yang akan di gelar di Bali bulan depan. Dia pun meminta Putin datang ke Indonesia.
“Saya suka dengan pidato Anda. Saya pikir pidato ini memberikan kita semangat bagaimana kita bisa membangun bersama, membangun lebih kuat. Kedengarannya seperti moto untuk G20. Kami berharap Anda akan datang ke Indonesia bulan depan,” ujarnya pada acara Valdai Discussion Club yang digelar 24-27 Oktober 2022.
Kemudian Putin merespons pertanyaan Connie dengan memaparkan hubungan Rusia dengan Indonesia sangat baik. Hubungan baik itu, lanjutnya, tidak hanya saat ini, melainkan sudah terbina sejak lama.
“Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Indonesia hampir sepanjang sejarah. Bukan hanya hari-hari ini saja. Presiden Widodo, ketika dia menelpon saya, belia memanggil dengan ‘saudara’, saya mengatakan hal yang sama dengannya. Kami menghargai hubungan yang telah kami bangun dengan Indonesia,” terangnya.
Baca Juga
Dia pun menyampaikan bahwa akan mempertimbangkan untuk hadir pada acara G20 di Bali pada bulan depan. Selain itu, tambahnya, Rusia akan mengirimkan delegasi pada acara tersebut.
“Saya berterima kasih kepada pimpinan dan presiden atas undangan G20. Kami akan memikirkannya bagaimana kami bisa melakukannya. Rusia pasti akan diwakili di sana pada tingkat tinggi. Mungkin saya akan hadir juga, sekarang saya akan pikirkan itu,” jelasnya.
Seperti dikeahui, Valdai Discussion Club didirikan pada 2004. Namanya diambil dari Danau Valdai, yang terletak di dekat Veliky Novgorod, tempat pertemuan pertama kali diskusi dilakukan.
Seperti dikutip dari situsnya, lebih dari 1.000 perwakilan komunitas ilmiah internasional dari 85 negara telah ambil bagian dalam ajang diskusi tersebut. Termasuk profesor dari universitas besar dunia, seperti Harvard, Columbia, Georgetown, Stanford, Universitas Tel Aviv, dan lainnya.
Kelompok barat menyebut club diskusi ini sebagai ajang propaganda Vladimir Putin. Dalam sambutannya, Putin mengkritik mengenai upaya negara adidaya untuk menciptakan tatanan baru, tetapi tidak akurat.
“Kami telah berbicara lebih dari sekali tentang perubahan itu, perubahan besar yang serius telah terjadi dan sedang terjadi di dunia. Tentang risiko yang terkait dengan degradasi institusi dunia dengan prinsip-prinsip keamanan kolektif, dengan substitusi hukum internasional untuk apa yang disebut aturan, saya ingin mengatakan jelas siapa yang menciptakan, tetapi tidak akurat.”