Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi buka suara soal kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali yang akan digelar pada 15-16 November 2022.
Retno menjamin semua negara anggota G20 dan tamu undangan memberikan respons positif mengenai kehadirannya di konferensi tingkat tinggi di Bali, termasuk Rusia dan Ukraina yang masih dilanda perang.
Namun, dia memahami tantangan masing-masing yang dihadapi, baik oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atau pun Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Sejauh ini tidak ada satu pun yang menyampaikan respons sangat negatif. Negatif dalam artian dia sudah kirim nota mengatakan tidak datang. Itu belum ada. Semuanya positif, ada yang sudah memberikan nota diplomatik mengkonfirmasikan kehadiran, tetapi ada juga yang, walaupun dia tidak kirim nota diplomatik, tetapi kita tahu bahwa dia akan hadir," kata Retno seperti dikutip dari Tempo.co, Senin (24/10/2022).
Retno memberi perhatian bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky belum pernah menghadiri acara internasional secara tatap muka sejak perang Rusia vs Ukraina meletus pada akhir Februari 2022.
"Kami masih menunggu kepastian bentuk kehadiran Zelensky apakah secara virtual atau hadir fisik di Bali," ujarnya.
Baca Juga
Fokus presidensi G20 Indonesia tahun ini adalah pemulihan ekonomi global paska-pandemi, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.
Namun, pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Rusia vs Ukraina.
Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, sebagian besar negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.
Retno mengaku telah mengantisipasi bahwa isu perang Rusia vs Ukraina akan muncul di KTT G20. Dia memberi contoh dalam masalah krisis pangan, Rusia dan Ukraina adalah dua negara penting dalam sektor tersebut.
Begitu juga dengan energi, dampak yang ditimbulkan atas perang pasti akan menjadi pembahasan.
Mengenai desakan negara-negara Barat untuk mengeluarkan Rusia, Menteri Retno menyebut forum didasarkan pada kesepakatan bersama, bukan diputuskan sendiri oleh presidensi.
"Sepanjang sejarah G20, semua keputusan diambil secara konsensus," katanya.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah kesempatan usai KTT NATO, pernah mengusulkan agar Indonesia jangan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke Bali buntut dari agresi ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022.
Sebagai gantinya, Biden pernah mengusulkan kepada Indonesia agar mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sebagai tuan rumah, Indonesia lantas mengikutsertakan Presiden Putin karena preseden keanggotaan dan kemudian mengundang Presiden Zelensky.
"Yang kita ingin amankan adalah G20 karena sudah banyak sekali forum multilateral yang pada akhirnya tidak memberi hasil karena tersandera isu geopolitik. Nah, keinginan Indonesia mari bekerja bersama untuk membuat G20 menghasilkan sesuatu karena hasil G20 sangat ditunggu dunia," ucap Retno.