Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Senjata Nuklir, Vladimir Putin Sebut Eks PM Inggris Liz Truss "Gila"

Vladimir Putin menyatakan mantan PM Inggris, Liz Truss gila atas ucapannya terkait penggunaan senjata nuklir Rusia.
Mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss/Antara
Mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Liz Truss "gila" atas ucapannya terkait penggunaan senjata nuklir Rusia.

Putin mengatakan bahwa Truss terlalu berlebihan karena mengaku tidak pernah mengatakan secara proaktif tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.

"Kami hanya mengisyaratkan sebagai tanggapan atas pernyataan yang dibuat oleh para pemimpin barat," ucap Putin dilansir dailymail, Jumat (28/10/2022).

Sebelumnya, Truss dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada September 2022 telah mengungkap ancaman Putin, yaitu Rusia akan menggunakan senjata nuklir untuk perang.

Selain itu, Putin juga menuding Kyiv memiliki teknologi untuk membuat dan berpotensi meledakkan 'bom kotor' dengan bahan nuklir atau radioaktif.

Dia juga membantah klaim bahwa pasukan Rusia menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang terletak di wilayah yang dikendalikan oleh Rusia di Ukraina selatan.

Lebih lanjut, Putin memperingatkan dunia bahwa saat ini telah memasuki periode paling berbahaya sejak Perang Dunia II, dan tatanan dunia baru harus muncul, Rusia akan mendapat suara yang lebih besar. Dia menyatakan bahwa zaman dominasi barat telah berakhir.

“Kekuasaan dunia adalah yang telah diputuskan Barat untuk dipertaruhkan dalam permainan ini. Ini adalah pertandingan yang berbahaya, mematikan, dan kotor,'' tambah Putin.

Ditegaskan, bahwa Barat telah berulang kali menolak rencana perdamaian Moskow yang ditetapkan sebelum perang di Ukraina. Dia mengklaim mengajak Barat untuk berdialog dan memperkuat kepercayaan dan perdamaian.

Adapun faktanya, AS dan NATO sama-sama telah mengirim surat ke Rusia yang menyatakan kemungkinan alasan kerja sama sebelum Putin menginvasi Ukraina, tetapi telah ditolak oleh Moskow.

"Rusia bukan musuh Barat," kata Putin.

Ditambahkan, Rusia tidak akan menerima negara-negara Barat untuk mengaturnya, dan semakin lama Barat baru menyadari hal tersebut, maka harga yang akan diberikan akan semakin tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper