Bisnis.com, JAKARTA – Serangan pesawat tak berawak atau drone tak berawak bernama kamikaze yang menghantam Kyiv, Ukraina beberapa waktu menyita perhatian publik.
Dikutip melalui Bloomberg, militer Ukraina dalam serangan sebelumnya menyebut drone yang digunakan merupakan jenis Shahed-136 dari Iran yang juga dikenal sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV) atau kendaraan udara tempur tak berawak (UCAV) yang telah digunakan dalam peperangan sejak Perang Dunia II.
UAV adalah pesawat yang dipandu secara mandiri dan digunakan untuk pengintaian dan pengawasan. Pesawat ini juga dapat melakukan intervensi di medan perang dengan menetapkan target serangan atau secara langsung menjatuhkan atau menembakkan senjata sendiri.
Sementara, Drone Shahed-136 termasuk dalam kategori senjata udara yang dikenal sebagai amunisi berkeliaran atau biasa disebut drone kamikaze atau bunuh diri.
Dikutip melalui Channel News Asia, Pendiri dan Kepala Eksekutif Perusahaan Konsultan Strategis Red Six Solutions Scott Crino mengklaim, bahwa drone memiliki jangkauan 2.500 km dengan penyebarannya menunjukkan kemungkinan realistis bahwa Rusia berusaha menggunakan sistem tersebut untuk melakukan serangan taktis terhadap target strategis lebih jauh ke wilayah Ukraina.
"Kehadiran Shahed-136 dalam perang Ukraina tidak diragukan lagi mengubah rencana operasional Kyiv," katanya kepada The Wall Street Journal, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (28/10/2022).
Baca Juga
Melansir itus katalog senjata militer Military Factory, drone ini memiliki kemampuan untuk menunggu di sekitar area target sampai diinstruksikan untuk menyerang dan ketika terbang ke target, lalu meledakkan muatan bahan peledak pada benturan.
Shahed-136 memiliki berat 200 kg, dengan lebar sayap 2,5 meter, diproduksi oleh perusahaan manufaktur pesawat Iran milik negara, dan telah digunakan sejak 2021.
Drone Shahed-136 memiliki konfigurasi sayap delta dengan kemudi yang menstabilkan di ujungnya. Bentuk elegan dicapai dengan memusatkan badan pesawat dan memadukannya dengan elemen sayap.
Bagian hidung berisi hulu ledak dan perangkat optik yang diperlukan untuk serangan presisi. Mesin diposisikan di bagian belakang badan pesawat dan menggerakkan baling-baling pendorong dengan dua bilah.
Drone ini diluncurkan hampir secara horizontal dengan kemiringan tertentu secara sederhana, dan fase pertama penerbangan dibantu Rocket-Assisted Take-Off (RATO).
Segera setelah peluncuran, roket dibuang, dan unit mesin konvensional drone mengambil alih. Drone ini dipersenjatai dengan empat atau delapan rudal, dan jika perlu, dapat dilengkapi dengan perangkat penghancur sendiri. Setelah menembakkan semua amunisi bisa menghancurkan target dan meledak.
Drone Shahed-136 terbuat dari serat sehingga sulit dideteksi radar. Mesin drone sangat murah tetapi memungkinkan untuk mempercepat perangkat hingga 150 km/jam atau 20 km/jam lebih cepat daripada drone Bayraktar TB2 Turki yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina.
Drone yang mengintimidasi musuh ini memiliki harga sekitar US$20.000 atau setara dengan Rp309,9 juta.