Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa akan terus melawan Iran setelah diduga membantu pasukan Rusia untuk menginvasi Ukraina.
AS dan Uni Eropa geram saat mengetahui bantuan pesawat nirawak (drone) buatan Iran untuk Rusia, yang akan digunakan untuk menyerang target di Ukraina. Hal itu pun dinilai akan memperburuk ketegangan kedua negara.
Akibat serangan dari Rusia, warga Ukraina mengalami pemadaman listrik sejak perang 8 bulan lalu. Perbaikan pembangkit listrik yang rusak kini hanya dapat dilakukan menjelang musim dingin.
Adapun, Juru bicara (Jubir) Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengungkap bahwa personel militer Rusia di Krimea telah menggunakan drone Iran, dan menyerang Ukraina.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa personel militer Rusia yang berbasis di Krimea telah mengemudikan UAV Iran dan menggunakannya untuk melakukan serangan kinetik di seluruh Ukraina, termasuk dalam serangan terhadap Kyiv dalam beberapa hari terakhir," kata Price dilansir ChannelNewsAsia, Jumat (21/10/2022).
"Kami menilai bahwa personel militer Iran berada di lapangan di Krimea dan membantu Rusia dalam operasi ini," lanjutnya.
Perlu diketahui, Rusia telah mengakuisisi Krimea dari Ukraina sejak 2014 dan menggunakan daerah di bagian selatan negara itu untuk melatih para tentaranya.
Selain itu, Rusia juga kembali membuka pangkalan militer Uni Soviet sebagai upaya untuk melakukan invasi ke Ukraina.
Tak terlihat reaksi publik, usai Iran dituduh oleh AS telah memasok drone ke Rusia, hanya saja tetap membantah bahwa drone tersebut menurutnya bukan buatan Iran.
Atas tudingan itu, Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri Rusia tidak memberikan tanggapan dan komentar apapun.