Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab gempa magnitudo di Banten petang tadi, adalah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Koordinator Mitigasi gempa dan tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa yang diupdate menjadi magnitudo 5,3 itu, merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan oblique turun (normal oblique).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa M5,3 yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan oblique turun (normal oblique)," ujarnya dikutip dari akun twitternya.
Dia juga menjelaskan parameter gempa Selatan Banten Mag 5,3 kedalaman 47 km berasosiasi dgn sumber gempa subduksi lempeng (megathrust).
Daryono memaparkan, gempa tadi dirasakan di :Kab. Sukabumi intensitas III-IV MMI, Bayah, Sukabumi, Cianjur, Panggarangan, Malingping, Cibeber III MMI, Citeko, Cisarua II-III MMI, Pangandaran, Ciputat, Pandeglang, Serang, Sawarna, Ujung Kulon, Tangerang, Jakarta, dan Depok II MMI.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa M5,3 petang tadi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 17.35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)," tambahnya.
Baca Juga
Pagi tadi, Minggu, 9 Okt 2022 pkl 10.43 WIB juga terjadi gempa di Cilacap dengan magnitudo 4,7. Episenter di laut kedalaman hiposenter 33 km akibat aktivitas subduksi lempeng, dirasakan di Cilacap, Kebumen, Pangandaran II MMI. Blm ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut.