Bisnis.com, SOLO - Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan duka yang mendalam bagi pecinta sepak bola tanah air.
Pada Jumat, 7 Oktober 2022, viral di Twitter anak korban tragedi Kanjuruhan dan korban tendangan TNI ditawari jadi Polisi hingga Anggota TNI.
Sebelumnya, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo sempat memberikan tawaran kepada anak korban Tragedi Kanjuruhan untuk menjadi polisi.
Tawaran tersebut diberikan Kapolri setelah memalukan takziah ke salah satu korban tragedi Kanjuruhan yang tidak disebutkan namanya.
Dan belum lama ini, korban tendangan maut TNI yang sempat viral juga mendapat tawaran untuk menjadi TNI.
Tawaran tersebut kabarnya diberikan oleh Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurchahyanto. Meski demikian, Rafi, yang menjadi korban tendangan TNI yang videonya sempat viral tersebut menolak karena ingin jadi wirausaha.
Baca Juga
Viralnya dua berita tawar menawar menjadi aparat tersebut mendapat respons yang cukup keras dari netizen.
Mereka mempertanyakan proses perekrutan anggota TNI dan Polisi yang seharusnya dilakukan secara profesional.
Sementara itu, pengamat Kepolisian, Bambang Rukminto mengatakan jika langkah yang dilakukan Kapolri tersebut kurang mendidik.
Sebab menurut Bambang, perekrutan Polisi semestinya dilakukan dengan tidak didasari rasa belas kasihan semata. Ia mengungkapkan perekrutan Polisi semestinya dilakukan dengan profesional.
"Tidak mendidik, karena penerimaan calon anggota Polri juga harus profesional berdasar kompetensi dan kualitas calon," ujarnya.