Bisnis.com, JAKARTA--Moskow siap untuk mengumumkan aneksasi atau pencaplokan sebagian wilayah Ukraina dengan dalih telah dapat dukungan dari empat provinsi melalui referendum.
Referendum ini dikecam Kyiv dan Barat sebagai pemungutan suara ilegal di bawah todongan senjata.
Di Lapangan Merah Moskow, sebuah tribun dengan layar video raksasa telah didirikan dengan papan iklan bertuliskan "Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson adalah Rusia!"
Presiden Vladimir Putin diduga akan mengumumkan pencaplokan itu dalam pidatonya dalam beberapa hari setelah lebih dari seminggu sejak dia mendukung referendum.
Dia sebelumnya memerintahkan mobilisasi militer di dalam negeri dan mengancam akan membela Rusia dengan senjata nuklir jika perlu.
Pemerintahan yang dibentuk Rusia dari empat provinsi Ukraina pada hari Rabu secara resmi meminta Putin untuk memasukkan mereka ke dalam Rusia. Pejabat Rusia mengatakan proses itu adalah bentuk formalitas.
Baca Juga
"Hasilnya jelas. Selamat datang di rumah, Rusia!," kata Dmitry Medvedev, mantan presiden yang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia di Telegram merilis hasil referendum seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (29/9/2022).
Pihak berwenang yang didukung Rusia mengklaim telah melakukan referendum selama lima hari di wilayah yang membentuk sekitar 15 persen dari Ukraina.
Penduduk yang melarikan diri ke wilayah yang dikuasai Ukraina dalam beberapa hari terakhir telah menceritakan tentang orang-orang yang dipaksa untuk mencoblos di jalan oleh petugas yang berkeliaran di bawah todongan senjata.
Rekaman yang difilmkan menunjukkan pejabat Rusia mengambil kotak suara dari rumah ke rumah dengan orang-orang bersenjata di belakangnya.
Rusia mengatakan pemungutan suara bersifat sukarela dan sejalan dengan hukum internasional dan jumlah pemilih tinggi.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berusaha menggalang dukungan internasional untuk negaranya terhadap kemungkinan aneksasi Rusia dalam serangkaian panggilan telepon dengan para pemimpin asing, termasuk Inggris, Kanada, Jerman dan Turki.
Dia mengatakan kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bahwa dunia tidak boleh tunduk pada "pemerasan nuklir" Rusia.
"Agresor harus dengan jelas memahami semua konsekuensi dari perbuatan tidak bertanggung jawab," katanya.
Amerika Serikat menyatakan sedang bekerja dengan sekutu untuk segera membebankan biaya ekonomi atas perbuatan Moskow melakukan referendum.
Sedangkan eksekutif Uni Eropa mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia, tetapi 27 negara anggota blok itu perlu mengatasi perbedaan mereka sendiri untuk menerapkannya.