Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baru Beberapa Jam Jadi PM Baru Inggris, Liz Truss Ramai Dikritik Disebut Tak Pro Buruh

Liz Truss baru saja terpilih sebagai PM baru Inggris menggantikan Boris Johnson, namun Truss sudah banya
Liz Truss
Liz Truss

Bisnis.com, SOLO - Liz Truss baru saja terpilih sebagai Perdana Menteri (PM) baru Inggris menggantikan Boris Johnson, pada Selasa, 6 September 2022 waktu London.

Dalam pemilihan ketua partai yang diikuti oleh para anggota Partai Konservatif, Truss mendapatkan 81.326 suara sementara Sunak, memperoleh 60.399 suara.

Meski baru beberapa jam berstatus PM baru, Liz Truss sudah ramai dikritik oleh sejumlah pakar dan oposisinya.

Menurut mereka, Liz Truss akan gagal memimpin karena mendapatkan jabatan di tengah krisis dan inflasi besar-besaran yang terjadi di dunia.

Terlebih, mengingat catatan Partai Konservatif sebelumnya, Liz Truss diprediksi tak akan banyak berubah.

"Dia akan langsung menghadapi badai," kata redaktur politik surat kabar The Independent, Andrew Woodcock.

Masalah terbesar yang harus diselesaikan Truss dalam waktu dekat adalah krisis energi, khususnya gas karena perang Ukraina dan juga langkah Rusia.

Jajak pendapat saat ini menunjukkan partai oposisi, Buruh unggul dibanding Konservatif namun pemilu baru akan diselenggarakan pada 2024.

Sebagai oposisi, Sir Keir Starmer, pemimpin oposisi utama, Partai Buruh kiri-tengah, menyebut Truss "tidak berhubungan" alias tidak pro dengan pekerja.

Dia mengatakan kepada wartawan lokal bahwa Truss berbicara panjang lebar tentang pemotongan pajak, tapi dia tidak berbicara banyak tentang biaya krisis hidup.

"Dia harus menghadapi kenyataan bahwa NHS sedang bertekuk lutut. Dia harus berurusan dengan runtuhnya hukum dan ketertiban dan itu tidak bisa menjadi pembenaran untuk tidak membekukan harga energi," katanya.

Kemudian, Starmer mentweet dengan menyindir Truss akan lebih memperhatikan nasib buruh ke depannya.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri kami berikutnya Liz Truss saat dia bersiap untuk menjabat. Tapi setelah 12 tahun Tories (Konservatif) yang harus kita tunjukkan adalah upah rendah, harga tinggi, dan krisis biaya hidup Tory. Hanya Partai Buruh yang dapat memberikan awal baru yang dibutuhkan negara kita," katanya.

Ed Davey, pemimpin kecil Partai Demokrat Liberal, mengatakan: "Di bawah Liz Truss, kita akan melihat lebih banyak krisis dan kekacauan yang sama seperti di bawah Boris Johnson. Dari biaya hidup darurat hingga krisis NHS, Konservatif telah menunjukkan bahwa mereka tidak peduli, dan tidak punya rencana," ucap Ed Davey.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper