Bisnis.com, JAKARTA--Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmygal berharap Jerman akan menjadi negara utama untuk membantu Kyiv membangun pertahanan udaranya saat dia meminta lebih banyak senjata berat untuk Kyiv dari Berlin.
Shmygal adalah pejabat tingkat tinggi Ukraina pertama yang mengunjungi Jerman dalam beberapa bulan, sebuah tanda meredanya ketegangan antara Kyiv dan Berlin setelah situasi sulit.
Tanggapan Jerman yang dingin dalam memberikan dukungan militer ke Kyiv setelah invasi Rusia ke Ukraina sebelumnya sempat memicu kekhawatiran.
Akan tetapi Shmygal mengakui selama kunjungannya bahwa Jerman telah meningkatkan bantuan militernya secara signifikan, dengan persenjataan berat seperti tank Howitzer 2000 atau peluncur roket MARS yang "bekerja dengan baik di medan pertempuran".
Sistem pertahanan udara Iris-T diharapkan akan dikirimkan pada musim gugur, katanya, seraya menambahkan bahwa Ukraina "berharap bahwa Jerman akan menjadi salah satu pemimpin dalam proses pengembangan pertahanan udara Ukraina".
Dalam pidato tentang visinya untuk Eropa pada hari Senin, Kanselir Olaf Scholz mengatakan dia melihat Jerman mengambil "tanggung jawab khusus" untuk membantu Ukraina membangun artileri dan sistem pertahanan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (5/9/2022).
Baca Juga
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada pasukannya karena telah menguasai kembali dua pemukiman di selatan dan yang ketiga di timur serta wilayah tambahan di timur negara itu.
Dia tidak mengatakan dengan tepat di mana wilayah itu berada dan tidak memberikan batas waktu kecuali mengatakan bahwa dia telah menerima "laporan bagus" pada pertemuan hari Minggu dari komandan militer dan kepala intelijennya.
Dalam pidato video malamnya, Zelenskyy berterima kasih kepada pasukannya karena membebaskan pemukiman di wilayah Donetsk timur dan menguasai kembali wilayah timur di arah Lysychansk-Siversk.
Kyrylo Tymoshenko, wakil kepala kantor kepresidenan, sebelumnya pada hari Minggu memposting gambar tentara yang mengibarkan bendera Ukraina di atas sebuah desa yang dia sebut sebagai daerah selatan yang menjadi fokus utama serangan balasan.