Bisnis.com, SOLO - Korea Utara dan Korea Selatan menjadi dua negara di dunia yang memberlakukan wajib militer bagi pemuda dan pemudi negaranya yang sehat dan cukup umur.
Namun dilansir dari RTA, wajib militer di Korea Utara beda dari negara tetangganya.
Alih-alih pemuda dan pemudinya diberi latihan untuk berperang, wajib militer di negara ini disebut hanya salah satu upaya Kim Jong-un merekrut tukang bagunan secara gratis.
Apalagi jika pemuda Korut tersebut masuk ke unit kontruksi.
Mereka yang masuk ke unit ini umumnya dikirim ke proyek negara seperti upaya pembangunan rumah besar-besaran di Pyongyang, atau untuk membangun pembangkit listrik, rumah kaca, dan jalan.
Para pemuda ini juga berpotensi ditugaskan untuk memperbaiki kerusakan akibat bencana alam seperti banjir.
Baca Juga
“Orang kuat dan kaya menggunakan suap dan koneksi untuk mengirim anak-anak mereka ke unit yang nyaman dan dihormati. Orang tua yang tidak punya apa-apa tidak bisa berbuat apa-apa,” kata seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Unit kontruksi juga menjadi unit dengan tunjangan terkecil dari semua unit yang ada.
Wajib militer Korea Utara mulanya dilakukan selama 10 tahun, namun beberapa waktu belakangan ini muncul kebijakan untuk memangkas wajib militer dari yang 10 tahun menjadi 8 tahun untuk laki-laki dan 5 tahun untuk perempuan.
Laporan juga menyebut, para orang tua kini khawatir anak mereka akan masuk ke unit kontruksi karena beberapa dari mereka tidak akan kembali pulang.
Sebab kadang-kadang setelah wajib militer selesai, Kim Jong-un akan memerintahkan mereka untuk terus bekerja keras di tambang batu bara dan pertanian, menurut sumber itu.
“Saya sangat tidak suka dengan cara tentara yang telah menyelesaikan wajib militer mereka tidak dikirim kembali ke kampung halaman mereka,” kata sumber itu.