Bisnis.com, JAKARTA - Pada 28 Agustus 2014, Recep Tayyip Erdoan dilantik menjadi Presiden Turki menggantikan Abdullah Gl setelah memenangi Pemilu Presiden Turki 2014.
Mantan Perdana Menteri Turki itu dilantik dalam sebuah upacara di ibu kota Ankara ketika usianya menginjak 60 tahun.
Pemilihan tersebut merupakan kemenangan bagi Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa setelah selamat dari gejolak tahun 2013 yang menyaksikan protes anti-pemerintah yang mematikan dan tuduhan korupsi terhadap lingkarannya.
Dilansir dari Guardian, dia mengambil alih sebagai presiden dari Abdullah Gul, mantan kawan dekat dan salah satu pendiri AKP.
Para kepala negara dari selusin negara di Eropa Timur, Afrika, Asia Tengah dan Timur Tengah menghadiri upacara tersebut.
Perolehan suara
Dengan hampir semua suara dihitung, Erdogan telah memenangkan sekitar 52%, melawan 38% untuk saingan utama Ekmeleddin Ihsanoglu.
Baca Juga
Margin kemenangan yang besar berarti tidak perlu ada putaran kedua.
Erdogan, yang telah berjanji untuk meningkatkan kekuatan presiden, menjanjikan para pendukungnya sebuah "periode rekonsiliasi sosial", dengan mengatakan: "Mari kita tinggalkan diskusi lama di Turki lama."
Dia menambahkan dalam pidatonya di Ankara: "Hari ini, tidak hanya mereka yang mencintai kami, tetapi juga mereka yang tidak menang. Hari ini Turki telah menang." ujarnya dilansir dari BBC.
Saingan Erdogan lainnya, politisi Kurdi Selahattin Demirtas, meraih sekitar 9% suara.