Bisnis.com, JAKARTA - Penulis Salman Rushdie diserang oleh pria bernama Hadir Matar pada Jumat (12/8/2022) dalam sebuah acara di New York. Masih belum jelas apa motif serangan terhadap penulis berusia 75 tahun itu.
Baca Juga
Salman diketahui telah mendapat ancaman pembunuhan selama lebih dari 30 tahun sejak terbitnya The Satanic Verses.
Salman menyampaikan, alasan utamanya dari novelnya adalah untuk memeriksa pengalaman imigran, namun beberapa umat muslim tersinggung dengan penggambaran Nabi Muhammad dan mempertanyakan sifat wahyu Alquran sebagai firman Tuhan.
The Satanic Verses pertama kali dilarang di negara kelahirannya, India, diikuti beberapa negara lainnya sebelum pemimpin Iran Ayatollah Khomeini mengeluarkan fatwanya yang terkenal.
Melansir BBC, Sabtu (13/8/2022), fatwa yang dikeluarkan Ayatollah menyerukan pembunuhan terhadap siapa pun yang terlibat dalam penerbitan buku tersebut. Da juga menawarkan hadiah fantastis kepada mereka yang terlibat dalam pembunuhan tersebut yakni uang senilai US$3 juta. Fatwa itu tak pernah secara resmi dibatalkan.
Kaget dengan protes yang meluas, Salman kemudian meminta maaf kepada umat Islam dan memilih tetap bersembunyi.
Gelar bangsawan yang diberikan Ratu Elizabeth II pada Salman pada 2007 silam juga telah memicu protes di Iran dan Pakistan. Seorang menteri kabinet menyatakan bahwa penghargaan itu 'membenarkan serangan bunuh diri'.
Tak sampai di situ, beberapa acara sastra yang dihadiri Salman telah diancam dan diboikot. Kendati demikian, Salman terus menulis. Novel berikutnya Victory City, rencananya diterbitkan pada Februari 2023.