Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan kemenangan dalam pertempuran melawan Covid-19.
Berdasarkan laporan kantor berita negara Korut, KCNA, Kim Jong Un memerintahkan pencabutan aturan-aturan ketat menyangkut penanganan Covid, yang mulai diberlakukan pada Mei lalu.
Sejalan dengan itu, Kim mengatakan bahhwa Korut harus meningkatkan upaya mengadang pandemi sampai krisis kesehatan global berakhir.
Beberapa analis mengatakan pernyataan kemenangan itu bisa menjadi awal untuk memulihkan perdagangan, yang sebelumnya terhalang karena penutupan perbatasan saat penguncian wilayah serta berbagai pembatasan lainnya. Selain itu, dikabarkan pula Korut bisa kembali melakukan pengujian senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Adapun, tingkat kematian akibat Covid-19 di Korut, yakni sebanyak 74 orang, merupakan keajaiban yang belum pernah terjadi sebelumnya jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kata KCNA yang mengutip seorang pejabat.
Korut sejauh ini belum mengungkapkan berapa banyak dugaan kasus virus corona yang ditemukan. Namun sejak 29 Juli 2022, negara itu melaporkan bahwa tidak ada dugaan kasus baru yang muncul.
Baca Juga
Laporan itu mengemuka di tengah pernyataan dari berbagai organisasi bantuan internasional bahwa Korut menghadapi keterbatasan kemampuan melancarkan pengujian Covid-19.
Korut sebelumnya melaporkan jumlah orang yang mengalami gejala demam, namun tidak menyebut kasus tersebut sebagai Covid-19.
Kasus harian gejala demam itu mencapai puncaknya pada 15 Mei, yaitu 392.920 orang, sehingga para pakar memperingatkan soal krisis yang tak terhindarkan.
Dengan fakta tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan pernyataan Korut soal kemenangan atas pandemi.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kesehatan dunia itu pada Juli mengatakan pihaknya meyakini bahwa situasi pandemi di Korut semakin buruk, bukan membaik, di tengah ketiadaan data independen.
Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, mengatakan kakaknya itu juga pernah mengalami gejala demam.
Berdasarkan laporan KCNA, Kim Yo Jong menuding brosur-brosur yang berasal dari Korea Selatan sebagai penyebab wabah tersebut.