Bisnis.com, SOLO - Generasi Z yang lahir di tahun 1997 - 2012 memiliki karakteristik ingin segera bekerja.
Namun sayangnya, kesempatan mendapat pekerjaan dengan status lulusan SMA/SMK tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan jumlah lulusan SMK dan SMA yang meningkat tidak diimbangi dengan kesempatan belajar kerja yang lebih banyak.
Belum lagi, banyak anak muda yang masih minim kecakapan soft skill, sehingga ketika kesempatan kerja datang, mereka kaget dan belum tentu bisa mempertahankan pekerjaannya untuk jangka panjang.
Melihat hal tersebut, PT. Matata Edukasi Inovasi melalui platform web-nya BantuKerja.com, ingin membantu anak muda membangun pengalaman kerja sambil mengasah kemampuan yang dibutuhkan industri 4.0 yaitu fleksibilitas, adaptif, kreatif, kritis, dan resiliensi dalam bekerja.
Platform yang dibangun sejak 2019 ini juga menjodohkan siswa SMA atau SMK dengan kesempatan magang di mitra industri yang sesuai dengan keterampilan mereka.
“BantuKerja.com memberikan kesempatan magang untuk siswa-siswi SMK dan SMA supaya mereka bisa merasakan realita pengalaman kerja yang dinamis sedini mungkin,” jelas Tari Sandjojo, CEO Matata Edukasi Inovasi, perusahaan yang menaungi BantuKerja.com.
Baca Juga
Tari ingin siswa lulusan SMA/SMK dapat dengan mudah membangun relasi yang profesional sekaligus mengelola ekspektasi dunia kerja.
"Dengan demikian, harapannya mereka bisa berkompetisi di dunia kerja," lanjutnya.
Saat ini sudah ada 18 mitra industri dan 7.096 pengguna yang magang melalui BantuKerja.com. BantuKerja.com telah bekerja sama dengan 18 sekolah yang tersebar di Indonesia, salah satunya Sekolah Cikal.
Di bulan Maret 2022, BantuKerja.com dan Sekolah Cikal memberikan kesempatan kepada siswa SMA pilihan bergabung dalam program magang online selama tiga minggu yang berfokus pada pembentukan kecakapan soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, manajemen, dan kreativitas.
Dari BantuKerja.com dan SMA Cikal Serpong, ini 4 alasan magang harus dilakukan sejak SMA/SMK:
1. Mengelola ekspektasi dunia kerja
"Saya jadi bisa belajar mengelola ekspektasi karena kerja secara virtual berbeda dengan apa yang saya bayangkan, dalam arti positif ya. Pengalaman yang sangat menyenangkan dengan perusahaannya karena saya bisa mengasah kemampuan untuk ke depannya" - Disya, Kelas X, Sekolah Cikal Serpong.
Keterampilan Disya dalam berkomunikasi dan bekerja sama sangat diasah ketika magang karena dunia kerja berbeda dengan dunia sekolah. Ulangan dan nilai tugas akhir tidak lagi menjadi patokan kesuksesan hasil kerja.
Di dalam dunia kerja yang riil, kita mengukur keberhasilan melalui istilah, misalnya seperti Objective and Key Results (OKRs), di mana perusahaan berharap kita bisa mencapainya melalui kerja sama dengan tim dan pimpinan.
2. Mengaplikasikan teori ke dalam pekerjaan nyata
"Kaya wawasan dan sangat aplikatif. Kaya wawasan dari banyaknya diskusi dengan Angel Cheeks, klien saya. Aplikatif karena saya bisa mengaplikasikan pengetahuan yang sudah saya dapatkan sebelumnya untuk mengerjakan tugas di magang" - Damai, Kelas X, Sekolah Cikal Surabaya.
Selama di sekolah, kita lebih banyak diajarkan konsep dan teori. Di dalam pengalaman magang, kita ditantang untuk mengeksekusikannya menjadi hasil yang nyata.
Di saat itulah Damai menemukan banyak wawasan baru, terutama bagaimana cara mengantisipasi ketika apa yang sudah dikonsepkan berbeda dengan situasi lapangan.
3. Memahami kultur kerja
“Pengalaman yang menarik dalam memahami gambaran dunia kerja nanti yang akan dihadapi, karena selama magang semua deadline (tenggat waktu) mepet dan kerja di bawah tekanan.” - Karima, Kelas X, Sekolah Cikal Serpong.
Di dunia kerja, ada saja situasi tidak terduga yang membuat kita harus cepat bertindak. Salah satunya adalah deadline atau tenggat waktu proyek yang kurang ideal.
Melalui program magang BantuKerja.com, Karima dapat belajar untuk mengatur waktu dan kapasitasnya sehingga pekerjaan bisa tetap selesai dengan baik.
4. Mengasah rasa tanggung jawab
"Ketika mitra industri yang bekerja sama denganku lambat dalam memberi umpan balik, aku merasa harus memiliki dan mengambil inisiatif untuk memulai projek dan menyelesaikannya.” - Amabella, Kelas X, Sekolah Cikal Lebak Bulus.
Kadangkala kita harus menghadapi rekan kerja atau klien yang kurang responsif. Ketika hal tersebut terjadi, Amabella mengingatkan untuk tetap memiliki tanggung jawab dan ambil inisiatif untuk menyelesaikan pekerjaannya tanpa menunggu arahan dari pimpinan.