Bisnis.com, JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti munculnya subvarian Omicron BA.2.75 yang pertama kali dilaporkan di India. Ada dua kunci mutasi yang memicu munculnya subvarian Omicron terbaru itu.
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan menilai bahwa masih terlalu dini untuk menetapkan subvarian BA.2.75 memiliki gejala klinis yang lebih berat jika dibandingkan dengan subvarian lainnya.
Menurutnya, pihaknya masih harus melalukan observasi dan penelitian lanjutan untuk dapat mengetahui apakah BA.2.75 mampu menyebabkan infeksi berat bagi penderitanya.
“Kita harus menunggu terlebih dahulu dan salah satu komite WHO, yaitu Technical Advisory Group on Virus juga masih terus memantau data penyebaran di seluruh dunia,” jelas Soumya dikutip dari akun Twitter @WHO, Jumat (8/7/2022).
Dikutip dari dnaindia, Kementerian Kesehatan India dan Konsorsihm Genomics SARS-CoV-2 India menunjuk dua mutasi yang dijadikan sebagai kunci, yakni G446S dan R493Q yang merupakan mutasi yang dapat membantu virus untuk lolos dari sergapan antibodi yang ditimbulkan dari usaha vaksin maupun infeksi terlebih dahulu, yang dinyatakan masih efektif untuk melawan varian BA.2.
“Peneliti mengungkapkan bahwa mutasi R483Q mampu meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada ACE2 atau protein yang digunakan virus Covid-19 untuk memasuki sel dalam tubuh,” dikutip dari dnaindia, Jumat (8/7/2022).
Baca Juga
Kementerian Kesehatan India juga telah mencatat sebanyak 10 negara bagian yang telah melaporkan kasus subvarian baru tersebut, meliputi Kota Delhi, Karnataka, Jammu, Kashmir, dan Maharashtra.
Selain terdeteksi penyebarannya di India, subvarian BA.2.75 disebutkan juga telah menyebar di beberapa negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang.