Bisnis.com, JAKARTA — Misi perdamaian yang dibawa Presiden Joko Widodo (Jokowi) patut diacungi jempol. Jokowi seperti diketahui saat ini berada di Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara sebelumnya, dia bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di ibu kota Kyiv.
Rektor Universitas Paramadina Didik Junaidi Rachbini mengatakan bahwa misi Jokowi tersebut membuktikan bahwa Indonesia masih teguh menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif.
“Akhirnya, setelah 8 tahun Jokowi enggan datang ke forum internasional, sekarang merupakan saat yang tepat untuk memerankan politik bebas aktif, seperti yang diamanatkan UUD 1945,” tutur Didik dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (30/6/2022).
Menurut Didik, keputusan Jokowi untuk menyambangi kedua negara tersebut telah menghidupkan kembali harapan-harapan masyarakat untuk dapat hidup secara lebih damai serta jauh perang.
Didik mengharapkan agar perjalanan misi perdamaian itu juga dapat dilanjutkan oleh para menteri untuk mempersiapkan ‘panggung’ jika kunjungan yang dilakukan oleh Presiden RI itu mendapatkan sambutan yang baik dari kedua belah pihak.
Baca Juga
Adapun setelah berhasil menemui kedua pihak tersebut, baik Rusia maupun Ukraina, Jokowi diharapkan juga dapat melakukan kunjungan ke berbagai negara anggota G20 untuk melanjutkan diplomasi perdamaian tersebut.
Sementara itu, kurangnya peran PBB dalam upaya mendamaikan Rusia-Ukraina, membuktikan Jokowi memiliki posisi yang strategis dan menguntungkan untuk terus berperan aktif dalam misi perdamaian tersebut.
“Jokowi juga perlu hadir berpidato di Forum PBB untuk menyuarakan perdamaian dunia serta melakukan diplomasi kepada NATO yang menjadi akar dari permasalahan yang tengah terjadi saat ini,” jelas Didik.
Didik juga mengapresiasi langkah yang diambil oleh Jokowi dan menyebut bahwa hal ini merupakan batu loncatan bagi Indonesia untuk kembali meningkatkan eksistensinya di gelanggang internasional.