Bisnis.com, JAKARTA – Hari Ulang Tahun Ibu Kota Jakarta jatuh pada 22 Juni. Pada Hari ini, kota yang identik dengan istilah “Betawi” ini genap berusia 495 tahun.
Betawi, merupakan salah satu suku yang mendiami kota Jakarta dan daerah satelit Jakarta seperti, Bekasi, Depok, Tangerang hingga Bogor.
Sementara itu, istilah “Betawi” dipercaya mulai hadir pada masa periode kekuasaan kolonial di tanah Nusantara. Pada sekitar tahun 1916, kolonial belanda mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Batavia (saat ini Jakarta).
Dibawah panji kolonial itu akhirnya wilayah ini masyhur dikenal dengan sebutan Kota Batavia yang banyak dihuni oleh etnis keturunan Eropa, Arab, dan China.
Sejalan dengan perubahan nama tersebut, masyarakat yang berada di wilayah penyangga Batavia itu kerap menyebut Batavia dengan sebutan Betawi.
Kondisi tersebut dapat dimengerti mengingat, kata “Batavia” merupakan kosa kata serapan asal Belanda yang sulit dilafalkan oleh lidah para pribumi kala itu.
Baca Juga
Mulai dari situlah Jakarta sangat kental kaitannya dengan istilah Betawi. Sementara etnis Betawi sendiri diperkirakan sudah ada jauh sebelum Belanda merebut wilayah Sunda Kelapa dari tangan Fatahillah.
Terkait kapan tepatnya etnik Betawi ini lahir, masih menjadi perdebatan dikalangan para ahli. Ada yang menyebutkan bahwa etnik Betawi lahir pada abad ke-19, sebagian lainnya menyebut bahwa etnik Betawi lahir pada abat ke-16, bahkan ada yang menyebut bahwa etnik ini lahir di abad ke-20.
Dikutip dari berbagai sumber, secara tertulis sebutan “orang Betawi” pertama kali ditemukan dalam dokumen surat wasiat (testament) Nyai Inqua pada 1644.
Dalam dokumen tersebut, Nyai Inqua yang merupakan seorang janda tuan tanah kapiten Tionghoa, Souw Beng Kong itu menyebutkan bahwa pembantu perempuannya adalah orang Betawi.
Berdasarkan sumber tersebut, banyak golongan yang meyakini bahwa etnik Betawi adalah pribumi yang mendiami Sunda Kelapa. Yang pada saat Belanda mengambil alih otoritas Sunda Kelapa, para pribumi didepak dari wilayahnya dan banyak yang dijadikan hamba sahaya oleh para kaum kolonial dan sekutunya.