Bisnis.com, JAKARTA – Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hassan Baraja telah ditahan Ditreskrimum Polda Metro di Bandar Lampung pada Selasa (7/6/2022). Berikut sejarah organisasi Khilafatul Muslimin.
Ketua Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengatakan penangkapan Abdul Qadir lantaran provokasi ujaran kebencian.
"Terangka diduga telah menawarkan pergantian ideologi selain Pancasila saat aksi konvoi khilafah yang digelar di Cawang, Jakarta Timur pada 29 Mei 2022," ujarnya pada konferensi pers yang digelar Selasa (7/6/2022).
Lalu, bagaimana sejarah dna profil organisasi Khilafatul Muslimin?
Khilafatul Muslimin lahir pada Jum’at (18/7/1997), yang bertujuan sebagai wadah umat Islam melalui sistem kekhalifahan yang dipimpin oleh seorang Khalifah/Amirul Mu’minin.
Dilansir Khilafatulmuslimin.net pada Rabu (8/6/2022), pelantikan pemimpinnya yaitu Abdul Qadir Hassan Baraja dilaksanakan pada 1999.
Selain sebagai wadah bagi umat Islam dalam sistem kekhalifahan, organisasi ini memiliki latar belakang karena pada tahun sebelumnya penegakan khilafah tidak memperoleh hasil yang signifikan.
Mengutip dari Islam.co pada Rabu (8/6/2022), Organisasi ini pernah mengklaim bahwa pada 2016 mereka telah memegang 16 wilayah setingkat provinsi dan 68 wilayah setingkat kabupaten/kota.
Sebagai organisasi yang bersifat non-profit, fokus kegiatannya hanya sebatas untuk memperjuangkan sistem Khilafah yang berdasar pada kitab suci Al-Qur‟an.
Adapun, visi dan misi Khilafatul Muslimin sebagai berikut
1. Visi: Memakmurkan bumi dan mensejahterakan umat demi tercapainya keadilan Islam bagi seluruh makhluk Allah Subhanallahu Wa ta‟ala di muka bumi.
2. Misi: “Rohmatan li al-alamin”. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Lalu, organisasi ini memiliki budaya komunikasi yang terbilang rutin. Dalam beberapa sumber menyebutkan biasanya setiap minggunya akan mengadakan pertemuan antar anggota yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam pokok pembahasannya meliputi prospek pendakwahan dan pengajian serta sebagai ajang untuk meningkatkan tali silaturahmi antar anggota Khilafatul Muslimin.
Selain proses komunikasi antar ketua dan anggota grup, organisasi ini memakai metode group discussion, sehingga hasil dari pembahasan ini bersifat mufakat atau hasil dari keputusan bersama.
Terakhir, setelah penarikan kesimpulan pembahasan tersebut maka kegiatan silaturahmi ini akan ditutup dengan doa Kafaratul Majelis dan sebagai penutup akan dilakukannya kegiatan makan bersama hingga diakhiri dengan bersalam-salaman.