Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk mempermudah ekspor sereal dan pupuk setelah Kepala Uni Afrika Macky Sall mengatakan bahwa negara-negara Afrika menjadi korban perang 'yang tidak bersalah' di Ukraina dan Rusia harus membantu meringankan penderitaan mereka.
Lebih dari 40 persen gandum yang dikonsumsi di Afrika berasal dari Rusia dan Ukraina. Namun, pelabuhan Ukraina di Laut Hitam sebagian besar telah diblokir untuk ekspor, sejak konflik dimulai Februari lalu.
Kyiv dan sekutunya menyalahkan Moskow lantaran memblokade pelabuhan, yang ditambang Ukraina untuk mencegah serangan amfibi Rusia.
Koordinator Krisis PBB Amin Awad mengatakan, kegagalan untuk membuka kembali pelabuhan-pelabuhan itu akan memicu kelaparan.
"Kekurangan biji-bijian dapat memengaruhi 1,4 miliar orang dan memicu migrasi massal," kata Awad di Jenewa, melansir BBC, Sabtu (4/6/2022).
Kendati demikian, Putin membantah Moskow mencegah pelabuhan Ukraina untuk mengekspor biji-bijian.
Baca Juga
Perang semakin memperburuk kekurangan yang sudah ada di Afrika akibat panen yang buruk dan ketidakamanan.
Perang tersebut, juga menyebabkan harga pangan melonjak di seluruh dunia, memicu kelaparan pada sejumlah besar penduduk.
Afrika telah mengumumkan darurat pangan nasional, lantaran 80 juta orang mengalami kerawanan pangan akut, kelaparan akut di Afrika. Angka ini naik dari sekitar 50 juta orang kali ini tahun lalu.
Sall, yang merupakan Presiden Senegal, mengatakan kepada Putin bahwa dia harus sadar bahwa Afrika adalah korban dari krisis ekonomi ini.
Kepada Putin, dia memohon atas nama negara-negara lain di Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin.
Putin mengatakan, pihaknya siap menjamin keamanan ekspor gandum Ukraina melalui pelabuhan di Azov dan Laut Hitam yang dikontrolnya.
"Solusi terbaik adalah mencabut sanksi terhadap Belarus, sekutu dekat Rusia, sehingga biji-bijian dapat dikirim dengan cara itu," kata Putin.