Bisnis.com, JAKARTA – Kepolisian negara bagian Texas AS menyesalkan langkah personilnya yang tidak mencoba mendobrak pintu kelas dalam peristiwa penembakan brutal yang menewaskan 19 siswa sekolah dasar dan dua guru, Selasa (24/5/2022).
Direktur Departemen Keamanan Publik Texas Steven McCraw mengatakan bahwa langkah kepolisian untuk tidak mendobrak ruangan merupakan keputusan yang salah. Keputusan ini diambil karena mereka yakin pelaku penembakan berada sendirian dan tidak ada yang tengah dalam bahaya.
“Jika melihat ke belakang, tentu saja itu bukan keputusan yang tepat. Itu adalah keputusan yang salah,” ungkap McCraw dalam konferensi pers, dikutip Bloomberg, Sabtu (28/5/2022).
Polisi pada hari Jumat membagikan kronologi terperinci dari peristiwa penembakan di Sekolah Dasar Robb. Selama pengarahan di luar ruangan yang berlangsung sekitar satu jam, McCraw tak mampu menahan kesedihan saat berbicara tentang anak-anak yang menelepon 911 untuk meminta bantuan.
"Lebih baik saya membacanya daripada Anda mendengarkannya," kata McCraw yang emosional tentang panggilan 911. Dia kemudian menceritakan beberapa panggilan dari anak-anak, beberapa berbisik, dan seorang gadis yang meminta 911 untuk mengirim polisi sekarang.
Aparat penegak hukum terus menghadapi pertanyaan dan protes dari orang tua korban dan masyarakat atas tanggapan terhadap penembakan massal tersebut.
Baca Juga
Jarak waktu antara tersengka Salvador Ramos memasuki sekolah dan petugas berhasil melumpuhkannya mecapai sekitar 80 menit. Selama waktu itu, orang tua korban dan pihak i luar sekolah mendesak polisi untuk masuk ke dalam dan menghadapi pria bersenjata itu.
Menurut kronologi yang diberikan oleh McCraw, tersangka memasuki sekolah pada pukul 11:33 waktu setempat. Petugas pertama kemudian memasuki sekolah dalam waktu dua menit, dan akhirnya 19 petugas berada di sekolah.
Namun, tidak ada yang mencoba menembus ruangan pada awalnya. Petugas memasuki ruang kelas dan menembak mati tersangka pada pukul 12:51.
McCraw mengatakan komandan tim respons kepolisian, kepala polisi distrik sekolah Uvalde, membuat keputusan untuk tidak mencoba masuk ke ruang kelas tempat penembak dibarikade karena diyakini tidak ada anak dalam bahaya saat itu.
Komandan kemudian membuat keputusan untuk menunggu lebih banyak petugas taktis tiba sebelum mencoba masuk ke ruangan untuk menghadapi pria bersenjata itu. Petugas masuk setelah mendapat kunci dari petugas kebersihan, katanya.
McCraw mengatakan masih ada anak-anak yang selamat di dalam kelas tempat pria bersenjata itu berada dan di ruang sebelah, tanpa sepengetahuan polisi. Beberapa panggilan 911 dilakukan oleh seorang guru dan siswa yang meminta bantuan polisi. Penelepon mengatakan ada anak-anak ada di ruangan itu dan penembaknya masih aktif.