Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Program Rudal Korut Jadi Ancaman, Korsel-AS Perluas Latihan Militer Bersama

Presiden Korsel dan Amerika Serikat siap memperluas skala latihan militer bersama melihat eskalasi uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara
Aprianus Doni Tolok
Aprianus Doni Tolok - Bisnis.com 21 Mei 2022  |  18:27 WIB
Program Rudal Korut Jadi Ancaman, Korsel-AS Perluas Latihan Militer Bersama
Suasana kegiatan yang dilaporkan Kantor Berita Sentral Korea Utara (KCNA) sebagai uji coba penembakan rudal hipersonik di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara (5/1/2022). - Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk mempertimbangkan perluasan ruang lingkup dan skala latihan militer bersama.

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dan Presiden AS, Joe Biden mengumumkan langkah tersebut dalam sebuah pernyataan bersama pada Sabtu (21/5/2022) setelah pertemuan puncak pertama mereka di ibu kota Korea Selatan, Seoul.

"Kedua presiden berbagi pandangan bahwa program nuklir [Korea Utara] menghadirkan ancaman besar tidak hanya bagi perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea, tetapi juga seluruh Asia dan dunia," kata pernyataan itu dikutip dari Aljazeera.com, Sabtu (21/5/2022). 

Kedua pemimpin negara tersebut juga mengutuk uji coba rudal balistik yang dilakukan Korea Utara pada awal tahun ini. Mereka juga telah sepakat untuk mengerahkan aset militer strategis AS, seperti jet tempur dan rudal, ke Korea Selatan, jika diperlukan.

Di sisi lain, kedua pemimpin tetap menawarkan bantuan kepada Korea Utara, sebagai wujud keprihatinan atas wabah Covid-19 yang berkembang di sana pada saat ini. 

"Sehubungan dengan krisis Covid-19 yang sedang berlangsung, kami bersedia memberikan bantuan aktif dari perspektif kemanusiaan dan hak asasi manusia secara terpisah dari perspektif politik dan militer,” kata Yoon.

Senada, Biden juga manyampaikan bahwa Washington telah menawarkan vaksin Covid-19 ke Korea Utara dan China, tetapi hingga saat ini tidak mendapat tanggapan.

Kedua pemimpin juga mengatakan mereka terbuka untuk diplomasi dengan Korea Utara.

"Pintu dialog terbuka. Jika Korea Utara memulai denuklirisasi substansial, kami akan menyiapkan rencana untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup rakyat Korea Utara, dengan kerja sama komunitas internasional,” ungkap Yoon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

amerika serikat nuklir korsel korut Covid-19
Editor : Aprianus Doni Tolok

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top