Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Israel secara paksa mencegah pawai pemakaman untuk Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera yang dibunuh oleh pasukan Israel minggu ini saat melakukan peliputan di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Mereka menyerang pelayat yang membawa peti jurnalis wanita itu di luar rumah sakit di kota kelahirannya di Yerusalem.
Bahkan sebagian pasukan Israel memukul pelayat yang memegang peti mati dengan tongkat, sehingga hampir menyebabkan peti itu jatuh, sebelum akhirnya membiarkannya dipindahkan dengan mobil jenazah.
Prosesi pemakamannya yang berlangsung tiga hari dimulai dari Rumah Sakit St Louis French di kawasan Sheikh Jarrah Yerusalem Timur. Di sana jenazah Abu Akleh disemayamkan sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Jumat (13/5/2022).
Selanjutnya, akan dibawa ke Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem, di mana upacara pemakaman diadakan di Katedral itu.
Abu Akleh, yang terbunuh pada usia 51 tahun, kemudian akan dimakamkan di sebelah orangtuanya di Pemakaman Protestan dekat Bukit Sion.
Baca Juga
Polisi Israel menutup jalan menuju rumah sakit di Sheikh Jarrah pada siang hari Jumat (13/5/2022), ketika orang-orang Palestina mulai berkumpul menjelang prosesi. Sebelumnya polisi Israel juga berusaha mencegah warga Palestina memasang poster Abu Akleh di luar gereja.
Ribuan orang diperkirakan akan menghadiri pemakaman reporter veteran, yang pembunuhannya telah memicu kemarahan di antara warga Palestina.
Hal itu akan meningkatkan kekhawatiran akan ketegangan di Yerusalem, setelah serangan tentara Israel selama berminggu-minggu di kompleks Masjid Al-Aqsa yang telah melukai ratusan orang Palestina.
Polisi Israel juga menggerebek rumah keluarga Abu Akleh pada hari Kamis (12/5/2022) dan mencabut secara paksa bendera Palestina dari kediamannya.
Anton Abu Akleh, saudara laki-laki Shireen, juga dipanggil oleh polisi Israel pada Kamis (12/5/2022) malam. Menurut laporan media Israel, polisi memperingatkannya bahwa mereka akan membubarkan proses pemakaman jika ada "eskalasi".