Bisnis.com, JAKARTA - Latihan terpenting pada bulan Ramadan selain berpuasa adalah melakukan qiyamul lail atau salat dan berdzikir di malam hari.
Dikutip dari NU online, jika puasa melatih seseorang untuk menahan diri dari perbuatan yang dibolehkan seperti makan dan minum, maka qiyamul lail adalah latihan menjalankan perbuatan-perbuatan sunnah dengan penuh khusu dan konsentrasi.
Diterangkan bahwa malam hari, terutama pada sepertiga malam yang terakhir, adalah saat hiruk-pikuk aktifitas manusia terhenti untuk sementara waktu. Suasana sunyi sangat membantu kita untuk menenangkan diri dan berkontemplasi.
Qiyamul lail itu semakin berlipat ganda lagi pahalanya ketika dikerjakan pada sepertiga Ramadan yang terakhir, yakni saat terjadi malam lailatul qadar, tepatnya saat ibadah Ramadan kita telah mengendur.
Qiyamul lail diperuntukkan bagi mereka yang telah tertidur sejenak di waktu malam, lalu bangun dan mengambil air wudhu.
Lantas bagaimana niat dan tata cara salat Qiyamul Lail ini?
Mengutip Muhammadiyah.or.id, pada dasarnya jumlah rakaat salat tahajud, salat witir, qiyamu Ramadhan, dan qiyamu lail adalah sama, yaitu sebelas rakaat (Berdasarkan HR. al-Bukhari dari ‘Aisyah). Namun demikian, berikut tata cara salat tahajud sebagai berikut:
1. Waktu pelaksanaannya adalah setelah sholat isya sampai sebelum waktu shubuh. (Berdasarkan HR. al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah). Tetapi yang paling baik adalah pada sepertiga akhir malam (berdasarkan HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Jabir).
2. Salat tahajud boleh dikerjakan secara berjamaah (berdasarkan HR. Muslim dari Ibnu ‘Abbas), dan boleh juga dilakukan sendirian.
Diawali dengan sholat iftitah dua rakaat (berdasarkan HR. Muslim, Ahmad dan Abu Daud dari Abu Hurairah).
3. Setelah itu, melaksanakan salat sebelas rakaat. Beberapa hadis Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa sholat tahajud bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, di antaranya adalah: a) melaksanakan empat rakaat + empat rakaat + tiga rakaat (4 + 4 + 3 = 11 rakaat) (berdasarkan HR. Al-Bukhari dari ‘Aisyah); b) dua rakaat iftitah + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + satu rakaat (2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 13 rakaat) (berdasarkan HR. Muslim dari ‘Aisyah).
4. Pada salat witir, hendaknya membaca surat al-A’la setelah al-Fatihah pada rakaat pertama, surat al-Kafirun pada rakaat kedua, dan al-Ikhlas pada rakaat yang ketiga. Setelah salam, sambil duduk membaca:“Subhanal-malikil-qudduus.” (3x)dengan mengeraskan dan memanjangkan pada bacaan yang ketiga, lalu membaca:“Rabbil-malaaikati war-ruuh” (Berdasarkan HR. al-Baihaqi, juz 3/ no. 4640; Thabrani, juz 8/ no. 8115; Daruqutni, juz 2/ no. 2, dari Ubay bin Ka’ab. Hadis ini dikuatkan oleh ‘Iraqi)
5. Membaca do’a.