Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menyerah atau Mati! Ukraina Minta Berunding Tanpa Syarat dengan Rusia

Ukraina mengusulkan pembicaraan dengan Moskow mengenai evakuasi pasukan dan warga sipil dari Mariupol setelah batas waktu ultimatum “menyerah atau mati” yang dijatuhkan Rusia berakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki zodiak Aquarius
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki zodiak Aquarius

Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina mengusulkan pembicaraan dengan Moskow mengenai evakuasi pasukan dan warga sipil dari Mariupol setelah batas waktu ultimatum dengan pilihan “menyerah atau mati” yang dijatuhkan Rusia berakhir kemarin.

Dengan tidak dipatuhinya ultimatum itu banyak orang terjebak di pabrik baja yang menjadi benteng utama perlawanan terakhir warga Ukraina.

Puluhan warga sipil berhasil meninggalkan pelabuhan tenggara yang penting secara strategis itu dengan konvoi bus kecil, menurut saksi mata.

Mereka melarikan diri dari pertempuran paling sengit dari perang yang berlangsung hampir delapan minggu itu seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (21/4/2022).

Seorang komandan marinir Ukraina, Serhiy Volny mengatakan para pejuang di sana mungkin tidak dapat bertahan lebih lama lagi.

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan sekitar 1.000 warga sipil juga berlindung di pabrik baja.

Sementara itu, Ukraina menyatakan siap untuk "putaran negosiasi khusus" tanpa syarat "untuk menyelamatkan orang-orang kami, batalion Azov, militer, warga sipil, anak-anak, dan korban yang hidup dan yang terluka," kicau negosiator Mykhailo Podolyak.

Para pejuang Ukraina tetap bersembunyi di pabrik dan telah mengabaikan ultimatum oleh Rusia untuk menyerah.

David Arakhamia, negosiator lainnya, mengatakan dalam sebuah posting online bahwa dia terus-menerus berhubungan dengan pasukan Ukraina di kota itu.

"Hari ini, dalam percakapan dengan para pembela kota, sebuah proposal diajukan untuk mengadakan negosiasi langsung di lokasi terkait evakuasi garnisun militer kami," katanya.

“Kami siap untuk negosiasi semacam kapan saja segera setelah kami menerima konfirmasi dari pihak Rusia.”

Pihak berwenang menyatakan lebih sedikit warga sipil dari yang diperkirakan yang pergi kemarin.

Sebelumnya dilaporkan ribuan tentara Rusia yang didukung oleh pasukan artileri memulai serangan roket di Ukraina timur sehingga mendorong negara-negara Barat memberikan lebih banyak bantuan senjata dan uang kepada pemerintah Kyiv.

Pejabat ukraina mengatakan tentara mereka akan menahan serangan itu dengan menyebutnya sebagai Pertempuran Donbas.

Tetapi Rusia merangsek maju di hampir seluruh bentangan front timur. Beberapa jam setelah serangan dimulai, Rusia berhasil merebut sebuah kota garis depan.

Di reruntuhan Mariupol, pelabuhan tenggara yang telah mengalami pengepungan selama hampir delapan minggu, Rusia memberi ultimatum kepada para pembela Ukraina terakhir yang bersembunyi di pabrik baja untuk menyerah pada siang hari atau mati. Namun, batas waktu berlalu tanpa kabar tentang nasib mereka.

Lebih dari lima juta orang Ukraina telah melarikan diri ke luar negeri sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945.

Akan tetapi, Rusia belum merebut kota-kota besar hingga kini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper