Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bahwa jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin AS itu maka Rusia akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik ke wilayah Oblast Kaliningrad.
Finlandia, yang berbatasan dengan Rusia sepanjang 1.300 km (810 mil), dan Swedia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan aliansi NATO.
Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO, maka Rusia harus memperkuat angkatan darat, angkatan laut dan udaranya di Laut Baltik. Dia mengatakan Rusia memiliki wilayah strategis Oblast Kaliningrad yang diapit di antara Polandia dan Lithuania atau yang dikenal dengan wilayah eksklave.
Medvedev juga secara eksplisit menyatakan akan ada ancaman nuklir dengan mengatakan bahwa tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik "bebas nuklir".
“Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik dan keseimbangan harus dipulihkan,” kata Medvedev, mantan presiden Rusia dari 2008 hingga 2012 seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (15/4/2022).
Medvedev mengatakan dia berharap Finlandia dan Swedia akan bertindak logis. Jika tidak, katanya, mereka harus hidup dengan senjata nuklir dan rudal hipersonik di dekat rumah mereka.
Baca Juga
Rusia memiliki gudang hulu ledak nuklir terbesar di dunia dan bersama dengan China dan Amerika Serikat adalah salah satu pemimpin global dalam teknologi rudal hipersonik.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa persoalan keanggotaan NATO itu telah dibicarakan berkali-kali dan Presiden Vladimir Putin telah mengeluarkan perintah untuk "memperkuat sayap barat kami" karena potensi militer NATO yang berkembang.
Ketika ditanya apakah penguatan itu akan mencakup senjata nuklir, Peskov berkata, “Saya tidak bisa mengatakan … Akan ada seluruh daftar tindakan, langkah-langkah yang diperlukan. Ini akan dibahas pada pertemuan terpisah oleh presiden.”
Lithuania menyatakan ancaman Rusia bukanlah hal baru dan bahwa Moskow telah mengerahkan senjata nuklir ke Kaliningrad jauh sebelum perang di Ukraina.Akan tetapi tidak ada komentar langsung dari NATO tentang peringatan Rusia tersebut.
Sementara itu, Finlandia dan Swedia terus memproses perizinan masuk anggota NATO yang didirikan pada tahun 1949 untuk melindungi negara Barat dari Uni Soviet.
Masuknya kedua negara itu jadi anggota NATO akan menjadi salah satu konsekuensi strategis terbesar dari perang di Ukraina.
Tindakan militer Moskow di Ukraina telah memicu perubahan dramatis dalam opini publik dan politik di Finlandia dan Swedia tentang kebijakan non-blok militer yang telah lama dipegang.