Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa pasukan Rusia dengan sengaja menargetkan warga sipil di Ukraina.
Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah rudal yang diduga digunakan Rusia menyasar stasiun kereta api yang dipenuhi warga sipil.
"Rusia terpantau memfokuskan serangannya, termasuk rudal jelajah yang diluncurkan oleh pasukan angkatan laut, di wilayah Donbas timur," kata kementerian Inggris dalam pernyataan harian sebagaimana diwartakan Channel News Asia, Sabtu (9/4/2022).
Kementerian Pertahanan Inggris memperkirakan serangan udara akan meningkat di selatan dan timur Ukraina, mengingat Rusia tengah berusaha membangun jembatan darat untuk menghubungkan Krimea, wilayah yang dianeksasi Moskow pada 2014, dan Donbas.
Pejabat Ukraina mengatakan penembakan telah meningkat di wilayah itu dalam beberapa hari terakhir, seiring dengan meningkatnya jumlah pasukan Rusia yang tiba.
"Penjajah terus mempersiapkan serangan di timur negara kita untuk membangun kontrol penuh atas wilayah Donetsk dan Luhansk," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Baca Juga
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan di stasiun kereta api di Kramatorsk, di wilayah timur Donetsk, sebagai serangan yang disengaja terhadap warga sipil.
Wali Kota Kramatorsk memperkirakan 4.000 orang berkumpul di sana pada saat hari penyerangan.
Gubernur regional Pavlo Kyrylenko mengatakan stasiun itu terkena rudal balistik jarak pendek Tochka U yang berisi munisi tandan, yang meledak di udara, sehingga menyemprotkan bom ke area yang lebih luas.
Munisi tandan sendiri dilarang berdasarkan konvensi 2008. Namun, Rusia belum meratifikasi aturan tersebut dan membantah menggunakan persenjataan semacam itu di Ukraina.
Serangan Rusia selama lebih dari enam minggu di Ukraina telah menyebabkan lebih dari 4 juta orang melarikan diri ke luar negeri. Ribuan orang turut menjadi korban meninggal dan luka-luka dari aksi ini.
Serangan Rusia juga mengakibatkan seperempat populasi kehilangan tempat tinggal. Banyak kota di Ukraina telah berubah menjadi puing-puing karena serangan Rusia berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.