Bisnis.com, JAKARTA — Jerman dan Inggris berencana memasok lebih banyak persenjataan untuk Ukraina demi menekan Rusia, di tengah rencana pemberian sanksi yang lebih berat kepada pemerintahan Vladimir Putin.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya akan mengirim peralatan militer yang nilainya setara US$140 juta, termasuk amunisi presisi yang bisa menyasar target dengan tepat.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan negaranya akan memasok bantuan tanpa memperinci jenis peralatan maupun nilainya.
“Persatuan adalah kunci, persatuan di Uni Eropa, di G-7 dan di NATO. Inilah yang tidak disangka Putin. Dia yakin kami akan tercerai-berai, tetapi dia akan menyaksikan kami bersatu,” kata Scholz setelah bertemu dengan Johnson di Downing Street seperti diwartakan Bloomberg, Sabtu (9/4/2022).
Meski Jerman dan Inggris memiliki sejumlah perbedaan pandangan akibat Brexit, kedua pemimpin negara tersebut sepakat untuk mengutuk aksi Rusia. Serangan terbaru ke stasiun kereta di timur Ukraina dinilai sebagai kejahatan perang.
“Ini adalah kejahatan perang yang tanpa pandang bulu menyasar warga sipil dan kejahatan Rusia di Ukraina tidak akan luput dari perhatian dan akan dihukum,” kata Johnson.
Baca Juga
Pertemuan Johnson dan Scholz berlangsung setelah negara Uni Eropa sepakat untuk menghentikan impor batu bara dari Rusia, yang merupakan salah satu sumber pendapatan ekonomi Kremlin.
Beberapa pihak mendesak agar Uni Eropa turut menghentikan impor minyak dari negara tersebut.
Meski demikian, rencana penghentian impor komoditas energi dari Rusia membuat Jerman berhadapan dengan dilema. Sebagaimana diketahui, 40 persen pasokan gas untuk Jerman berasal dari Rusia.
Scholz mengatakan negaranya tengah mengupayakan mencari pemasok lain.