Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah korban tewas akibat serangan roket ke stasiun kereta api di Kota Kramatorsk, Ukraina terus meningkat. Data terbaru memperlihatkan bahwa korban tewas mencapai 52 orang dan sekitar 100 orang lainnya dirawat.
Serangan di stasiun Kramatorsk terjadi pada Jumat (8/4/2022). Kota tersebut merupakan salah satu pusat evakuasi yang biasanya didatangi sampai 8.000 orang per hari.
Foto-foto lokasi serangan yang dibagikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Kementerian Pertahanan memperlihatkan korban-korban yang tergeletak dengan koper. Serangan ini menjadi salah satu yang mematikan dan memicu kutukan dari Ukraina dan Uni Eropa.
“Tidak memiliki kekuatan atau keberanian untuk menghadapi kami di medan perang, mereka [Rusia] secara sinis menghancurkan penduduk sipil,” tulis Presiden Volodymyr Zelenskyy di Facebook sebagaimana dikutip Bloomberg, Sabtu (9//4/2022).
Kementerian Pertahanan Rusia membantah bertanggung jawab atas serangan itu.
Kremlin mengklaim bahwa mereka tidak lagi menggunakan jenis rudal yang ditemukan di tempat kejadian dan menyebut insiden itu sebagai ‘provokasi’ oleh Ukraina.
Baca Juga
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut insiden itu sebagai kekejaman mengerikan lain dari Rusia. Dia mengatakan AS akan mendukung upaya untuk menyelidiki serangan tersebut.
Militer Rusia sebelumnya menargetkan tiga stasiun kereta lainnya di wilayah Donetsk, Ukraina.
Beberapa jam sebelum serangan, angkatan bersenjata Rusia dikabarkan menembaki satu-satunya jalur kereta yang dikuasai pemerintah Ukraina di wilayah Donetsk. Jalur tersebut menghubungkan Kramatorsk dengan wilayah Barat Ukraina.
Lebih dari 200.000 warga Donetsk telah menggunakan jalur tersebut untuk evakuasi sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan serangan ke Kramatorsk adalah serangan disengaja kepada penduduk sipil.
“Mereka menyerang seluruhnya, infrastruktur sipil yang penting, infrastruktur kesehatan,”kata Kyrylenko.