Bisnis.com, JAKARTA – Tiga tokoh yang digadang-gadangkan sebagai calon Presiden Indonesia berkesempatan berceramah di Masjid Kampus Universitas Gajah Mada.
Adapun ketiga tokoh itu yakni Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah; Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta; serta Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat. Dalam ceramahnya, masing-masing tokoh tidak lupa menyampaikan perhatiannya terhadap isu nasional, serta memaparkan rencana atau capaian kinerja.
Ganjar Pranwoo yang juga dipercaya sebagai Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) diminta untuk menyampaikan materi tentang reformasi birokrasi. Selain itu, Ganjar juga sempat menyinggung soal kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah di Indonesia.
“Saya mencatat mulai 1 Januari – 6 April di Jawa Tengah itu ada kurang lebih 115 aduan dan itu semua terkait dengan minyak goreng. Ada apa sebenarnya?” ucap Ganjar dalam ceramahnya.
Kepada jamaah salat Tarawih yang hadir, Ganjar menjelaskan bahwa aktivitas perdagangan yang telah berlangsung secara internasional membuat fluktuasi tersendiri pada harga komoditas, termasuk minyak goreng.
“Ketika kemudian dunia bertemu pada kepentingan-kepentingan tertentu dan itu berpengaruh pada komoditas, akhirnya harga akan ditentukan di situ,” jelasnya.
Ganjar sendiri mengaku heran dengan kelangkaan yang terjadi. Pasalnya, Indonesia merupakan negara penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. Posisi tersebut telah dirintis Indonesia sejak 1970-an.
Untuk mengetahui penyebab kelangkaan tersebut, Ganjar sempat melakukan inspeksi mendadak ke dua perusahaan penyalur minyak goreng di Jawa Tengah. Dari inspeksi tersebut, diketahui bahwa satu dari dua perusahaan penyalur belum bisa mendistribusikan minyak goreng karena nihilnya stok.
Adapun Ridwan Kamil juga menyinggung tentang minyak goreng. Dia mengatakan bahwa pihaknya segera meluncurkan aplikasi minyak goreng. Melalui media itu, warga Jawa Barat bisa memesan minyak goreng, tanpa melalui pihak lain dan dikirim langsung ke rumah pemesan tanpa campur tangan pihak ketiga.
“Biayanya akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ucapnya.
Ridwan juga menjelaskan bahwa dalam memimpin, dia menggunakan tiga dasar kepemimpinan dalam Islam. Pertama, meniatkan kekuasaan ini sebagai ibadah. Karena itu, dia tidak terlalu memusingkan perundungan atau puji-pujian dari rakyat terhadap kepemimpinannya.
“Pemimpin makhluk panggung, jadi pasti disorot,” katanya.
Dasar kedua, lanjutnya, kekuasaan diberikan dan dicabut karena kehendak Allah. Ketiga adalah sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Buat apa jadi gubernur kalau pencitraan tanpa solusi. Manfaat itu bisa dengan waktu, ilmu, kekuasaan. Pilih sendiri kebermanfaatanmu,” ucapnya.
Dia juga sempat mengatakan bahwa pikiran positif menciptakan kehidupan yang positif pula. Sebaliknya, pikiran negatif senantiasa melahirkan kehidupan yang negatif. Karena itu, tuturnya bergaullah dengan Gubernur Jawa Barat, niscaya akan selalu positif. Pernyataan ini disambut dengan gelak tawa dari pendengar.
Sementara itu Anies Baswedan tidak menyinggung tentang minyak goreng. Dia membawakan materi mengenai menjadi manusia menyongsong Indonesia memimpin dunia 2045. Menurutnya, perkotaan adalah masa depan dari peradaban manusia. Menurutnya perkiraannya, jumlah manusia akan lebih banyak di perkotaan dibandingkan di desa pada 2027.
Hal itu, sejalan dengan fakta bahwa Islam berkembang pesat di kawasan urban yang diawali di kota seperti Mekkah. Tahun kedua hijriyah di Madinah juga ditandai perpindahan dari masyarakat desa ke kota. Dia juga menjelaskan tentang filosofi pembangunan Kota Jakarta yang bersandar pada tiga pilar yakni gagasan, narasi serta karya sehingga melahirkan kesetaraan sosial.
Menariknya, Anies sempat diteriaki presiden usai menyampaikan ceramahnya di Masjid UGM. "Presiden, presiden, presiden," demikian teriakan jemaah dalam petikan video yang beredar di media sosial.