Bisnis.com, JAKARTA – Militer Rusia menegaskan bahwa pihaknya akan terus memburu tentara bayaran asing yang nekat masuk ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memaparkan bahwa aksi untuk untuk melacak dan menghancurkan tentara bayaran asing terus berlanjut.
Rusia, kata Sergei, mencatat jumlah tentara bayaran asing di Ukraina telah susut. Hal ini merupakan hasil dari serangan dengan senjata presisi tinggi di pusat pelatihan tentara bayaran.
“Selama dua minggu terakhir, lebih dari 500 tentara bayaran telah meninggalkan negara itu dan sekitar 600 lainnya telah dihancurkan,” ujar Sergei dalam siaran resminya, Selasa (29/3/2022).
Selain soal tentara bayaran asing, Sergei memperingatkan NATO dan negara-negara barat supaya berhenti memasok senjata buat Ukraina. Menurutnya, pasokan senjata adalah tindakan tidak bertaggungjawab karena hanya akan memperburuk konflik.
“Distribusinya yang tidak terkendali kepada penduduk dan tentara bayaran hanya memperburuk situasi dan pada masa depan dapat menimbulkan ancaman bagi orang Eropa sendiri,” ungkapnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, Amerika Serikat dan sejumlah negara barat lainnya terus memberikan dukungan senjata kepada Ukraina. Dukungan itu diberikan supaya negara pecahan Uni Soviet tersebut bisa mempertahankan diri dari gempuran pasukan Rusia.
Klaim Ukraina
Sementara itu Ukraina mengklaim telah menewaskan 17.200 tentara Rusia selama perang yang sudah berlangsung sejak 24 Februari lalu.
Selain personil, militer Ukraina juga telah menghancurkan tank sebanyak 597, APV 1.710, sistem artileri 303, MLRS 96, 54 sistem pertahanan anti-pesawat, 127 pesawat, 129 helikopter, dan sebanyak 1.178 kendaraan milik Rusia.
Militer Ukraina juga berhasil melibas 7 perahu, 73 tangki bahan bakar, 71 pesawat operasional-taktis UAV, peralatan khusus sebanyak 21 dan bahan bakar atau sistem SRBM seluler milik Rusia sebanyak 4 buah.
“Data sedang diperbarui. Perhitungannya diperumit dengan intensitas permusuhan yang tinggi,’ tukasnya.