Bisnis.com, JAKARTA--Korea Utara menyatakan pihaknya telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya atas perintah pemimpin Kim Jong Un untuk memperkuat pertahanannya dan mempersiapkan "konfrontasi panjang" dengan Amerika Serikat.
Kim, yang mengenakan jaket kulit hitam dan kacamata hitam, mengawasi peluncuran rudal "tipe baru" ICBM, Hwasong-17 pada hari Kamis (25/3/2022).
Uji coba ICBM penuh pertama oleh Korea Utara yang bersenjata nuklir sejak 2017 mendapat kecaman dari Korea Selatan dan Jepang, serta AS. Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk peluncuran itu sebagai "pelanggaran nyata" terhadap resolusi Dewan Keamanan.
Menurut media pemerintah, senjata itu diluncurkan dari Bandara Internasional Pyongyang dan meluncur hingga ketinggian maksimum 6.248 km (3.880 mil) dan terbang sejauh 1.090 km (680 mil) selama penerbangan 67 menit sebelum jatuh ke Laut. Jepang.
Kim memerintahkan tes tersebut karena “meningkatnya ketegangan militer setiap hari di dalam dan di sekitar semenanjung Korea. “Konfrontasi lama yang tak terhindarkan dengan imperialis AS yang disertai dengan bahaya perang nuklir,” menurut kantor berita resmi untuk Korea Utara Korea, KCNA sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Jumat (25/3/2022).
Munculnya senjata strategis baru Korut akan membuat seluruh dunia dengan jelas menyadari kekuatan angkatan bersenjata strategis kami sekali lagi, kata Kim.
Baca Juga
“Setiap pasukan harus dibuat untuk menyadari fakta bahwa mereka harus membayar harga yang sangat mahal sebelum berani mencoba melanggar keamanan negara kami,” tambahnya, menurut KCNA.
Korea Utara telah melakukan hampir selusin uji coba rudal sejak awal tahun. Menurut para analis aksi itu bertujuan untuk memaksa AS menerima Korea Utara sebagai kekuatan nuklir dan menghapus sanksi internasional yang telah melumpuhkan ekonomit", ujar Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol.
Sementara perhatian AS, sekutu utama Korea Selatan, difokuskan pada invasi Rusia ke Ukraina.