Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti menjadi tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Diketahui, Haris dan Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti ditetapkan jadi tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik dan fitnah penyebaran berita bohong terhadap Luhut.
Kasus tersebut berawal dari unggahan video berjudul “Ada Lord Luhut dibalik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga ada” berdasar pada hasil riset Koalisi Masyarakat Sipil yang berjudul “Ekonomi Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya" yang diunggah di kanal YouTube Haris Azhar.
Adapun, Haris dan Fatia hari ini, Senin (21/3) memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa sebagai tersangka pada kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Berikut ini profil Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti yang dikutip dari berbagai sumber:
Profil Haris Azhar
Haris Azhar adalah seorang advokat hak asasi manusia (HAM) Indonesia. Pria kelahiran Jakarta, 10 Juli 1975 ini merupakan salah satu pendiri beberapa organisasi kemanusiaan diantaranya Yayasan Lokataru dan platform penelitian berbasis digital dan HAM hakasasi.id.
Di Lokataru, Haris menjabat sebagai Direktur Eksekutif. Lokataru aktif merespons berbagai peristiwa berkaitan dengan hukum dan HAM hingga saat ini.
Selain itu, dia juga pernah menjadi Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pada periode 2010–2016.
Pada 2012-2015, dia terpilih menjadi anggota Komite Eksekutif Forum-ASIA (organisasi HAM Seluruh Asia). Kemudian pada pada 2014-2017, dia diangkat menjadi Wakil Ketua INFID-Indonesia periode 2014-2017.
Peraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti dan MA bidang Hak Asasi Manusia dari Universitas Essex, Inggris ini juga dikenal sebagai dosen HAM di Universitas Trisakti Jakarta dan Sekolah Hukum Jentera Indonesia.
Profil Fatia Maulidiyanti
Fatia merupakan Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) sejak 2020. Dia menggantikan Yati Andriyani yang sebelumnya menjabat sebagai Koordinator KontraS periode 2017 – 2020.
Sebelum menjadi koordinator KontraS, lulusan Universitas Parahyangan, Bandung ini juga menjabat Kepala Advokasi Internasional Kontras sejak 2014.
Tercantum dalam akun LinkedIn, Fatia tercatat sebagai pendiri komunitas Book for Tommorow, yang menghimpun donasi buku dari masyarakat kepada para terpidana mati di Indonesia.