Bisnis.com, JAKARTA - Kongres Peru menyetujui dimulainya proses pemakzulan terhadap Presiden sayap kiri Pedro Castillo atas tuduhan korupsi.
Kongres yang dipimpin oposisi memberikan suara 76-41 kemarin untuk memulai persidangan politik.
“Mosi [untuk berdebat] diterima,” kata Presiden Kongres Maria del Carmen Alva, seorang legislator oposisi seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (15/3/2022).
Castillo atau pengacaranya harus menghadiri Kongres pada 28 Maret dan mempresentasikan pembelaan mereka sebelum anggota parlemen berdebat dan memberikan suara terakhir tentang pemakzulan.
Legislator akan membutuhkan 87 suara untuk mencopot Castillo dari jabatannya setelah sidang pemakzulan.
Perkembangan itu terjadi saat Castillo mengalami penurunan popularitas hingga 26 persen sejak menjabat pada bulan Juli, menurut jajak pendapat Ipsos yang dirilis selama akhir pekan lalu.
Anggota parlemen memusatkan perhatian pada kesaksian seorang pelobi yang menuduh jaksa penuntut bahwa Castillo terlibat dalam tindakan melawan hukum.
Upaya serupa sebelumnya untuk memulai proses pemakzulan pada bulan Desember tahun lalu terhadap Presiden Pedro Castillo gagal karena tidak bisa mengumpulkan cukup suara di Kongres.
Oposisi menuduh bahwa Castillo, yang menyangkal tuduhan itu, secara moral tidak layak untuk memerintah.
“Presiden harus segera menjelaskan kepada negara kesalahannya yang berulang,” kata legislator konservatif Jorge Montoya, seorang pensiunan jenderal.
Oposisi juga menuduh Castillo melakukan "pengkhianatan" karena mengatakan dia terbuka untuk referendum yang mengizinkan negara tetangganya yang terkurung daratan, Bolivia, mengakses Samudra Pasifik.
Upaya untuk menggulingkan Castillo didukung terutama oleh tiga partai sayap kanan, termasuk Popular Force, yang dipimpin oleh mantan kandidat Presiden Keiko Fujimori, yang kalah dalam pemilihan tahun lalu dari Castillo.