Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan akan menghadapi kudeta karena goyah menghadapi perlawanan sengit di Ukraina.
Andrei Soldatov, seorang jurnalis investigasi terkemuka Rusia dengan sumber-sumber Dinas Rahasia Rusia, mengatakan kepada Channel 4 News, bahwa segala sesuatu menjadi mungkin setelah invasi.
Dilansir Express.co.uk, Senin (14/3/2022), Soldatov mengungkapkan, awal pekan ini bahwa Putin telah menempatkan kepala dinas luar negeri FSB, penerus KGB pasca-Soviet di bawah tahanan rumah saat menyalahkan Kremlin dimulai.
Pilot pembom Rusia yang ditangkap mengatakan 'kita telah kalah dalam perang ini'
Tampaknya Presiden Putin menyalahkan FSB, karena memberinya proyeksi palsu tentang bagaimana perang di Ukraina akan berlangsung.
Dinas keamanan FSB memberi tahu Presiden Rusia bahwa Ukraina lemah dan akan mudah menyerah jika diserbu.
Baca Juga
Ini mengikuti klaim dari Oleksiy Danilov, Kepala Dewan Keamanan Ukraina, bahwa "sekitar delapan" komandan Rusia telah dipecat sejak awal konflik.
Berbicara kepada Matt Frei di Channel 4 News, Soldatov mengatakan: "Putin menjadi sangat tidak senang dengan intelijen militer yang datang dari Ukraina.
"Sepertinya Putin sadar bahwa tidak ada oposisi yang kredibel di Ukraina terhadap pemerintah Kyiv. Dia tidak bisa mengandalkan siapa pun di Ukraina."
Wartawan investigasi itu mengatakan bahwa para pejabat militer di Ukraina terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Presiden Putin.
Dia melanjutkan: "Dia percaya dia adalah politisi paling berpengetahuan di dunia.
"Dia suka menyombongkan pengetahuannya tentang geopolitik. Jadi sulit untuk mengatakan sesuatu yang tidak ingin dia dengar.”
"Kami tidak memiliki siapa pun di lapangan di Ukraina yang bertanggung jawab, jenderal mana pun.”
“Kami hanya memiliki orang-orang di Moskow yang berbicara tentang bagaimana perang harus dilakukan. Seluruh rantai komando menjadi sangat aneh.”